TEMPO.CO, Bogor - Koordinator Marine Species Conservation WWF Indonesia, Dwi Suprapti, mengatakan perlakuan masyarakat Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, kepada dugong, alias ikan duyung, sangat baik. Di Pulau Buton, kata dia, dugong sangat dihormati. “Dugong, alias ikan duyung, dipercaya merupakan jelmaan seorang ibu,” katanya dalam Focus Group Discussion di IPB International Convention Center, Bogor, Kamis, 21 April 2016.
Kepercayaan ini, kata Dwi, berdasarkan cerita rakyat Tula-tulana Wa Ndiu-ndiu. Alkisah, ada seorang ibu dengan dua anaknya hidup miskin. Sang ibu selalu berusaha membahagiakan anak-anaknya. Sampai suatu hari, dua anaknya merengek minta makan ikan. Pergilah sang ibu ke laut untuk mendapatkan keinginan anaknya tersebut.
Dua anak itu terus menunggu ibunya kembali membawa ikan. Nahas, sang ibu tak pernah kembali. Kedua anaknya percaya sang ibu telah menjelma menjadi ikan duyung di laut.
Di Pulau Buton, perempuan dipanggil dengan awalan “wa”. Sedangkan ikan duyung alias dugong, disebut “diu”. Jadilah cerita rakyat itu berjudul Wa Ndiu-ndiu.
Penghormatan kepada dugong di Pulau Buton dibahas dalam makalah Nuraini, peserta Simposium Nasional Dugong. Simposium Nasional Dugong diadakan untuk mencari data terbaru mengenai dugong di Indonesia. Sebanyak 74 makalah dipresentasikan dalam simposium yang berlangsung selama 2 hari, yakni pada 20-21 April 2016 di Bogor.
Hasil simposium ini menjadi modal pemanfaatan dana hibah untuk konservasi dugong. Dana tersebut berasal dari beberapa lembaga nonprofit, seperti Global Environment Facility (GEF), United Nations Environment Programme (UNEP), The Convention on the Conservation of Migratory Species of Wild Animals (CMS), dan Mohamed bin Zayed Species Conservation Fund.
Indonesia mendapat dana US$ 829.353,2 atau sebesar Rp 11 miliar. Dana ini digunakan untuk menggelar program Dugong and Sea-grass Conservation Project (DSCP) selama 3 tahun. DSCP adalah program regional yang dilaksanakan di tujuh negara. Selain Indonesia, enam negara lain yang menyelenggarakannya ialah Malaysia, Sri Lanka, Mozambik, Madagaskar, Timor Leste, dan Vanuatu.
TRI ARTINING PUTRI