TEMPO.CO, London - Rokok elektronik, atau yang biasa disebut vaporizer, berpotensi memberikan manfaat bagi mereka yang ingin berhenti merokok. Hal tersebut disampaikan oleh tim peneliti dari Royal College of Physicians (RCP), Inggris.
Dalam suatu laporan ilmiah, kelompok dokter berpengaruh di Inggris menekankan, merokok tembakau membuat adiktif dan mematikan. Dia menyimpulkan, rokok elektronik lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional.
"Ini adalah cara baru yang benar-benar dapat membantu orang berhenti merokok dibandingkan dengan cara lainnya," kata John Britton, Direktur U.K. Center for Tobacco and Alcohol Studies, University of Nottingham, yang memimpin penelitian tersebut.
Menurut tim peneliti, rokok elektronik bukan pemicu gejala merokok dan tidak menyebabkan kecanduan. Isu ini sering dikhawatirkan kritikus dapat menarik anak-anak dan kaum muda terhadap kebiasaan merokok.
"Sejauh ini, tidak ada satu pun produk rokok elektronik yang menarik pengguna, yang sebelumnya tak pernah merokok, dalam jumlah besar, atau menunjukkan bukti bahwa hal itu menyebabkan munculnya kebiasaan merokok di kalangan orang muda," kata RCP dalam laporan setebal 200 halaman, seperti yang dilansir NY Times pada, Kamis, 27 April 2016.
The Royal College of Physicians adalah kelompok dokter yang dihormati, yang selama ini dikenal kerap membantu mengatur standar medis di Inggris. Mereka yang pertama kali mengeluarkan laporan terobosan tentang bahaya merokok pada 1962, yang kemudian mengaitkan rokok dengan kanker.
NEW YORK TIMES | YON DEMA