Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hati-Hati, Diet Bisa Membuat Otak 'Kelaparan'  

image-gnews
Ilustrasi diet. livescience.com
Ilustrasi diet. livescience.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian oleh Max Planck Institute for Metabolism Research, Jerman, menunjukkan diet lemak secara intens selama tiga hari bisa membuat otak kekurangan glukosa. Direktur Max Planck Institute for Metabolism Research Jens Bruning mengatakan otak tikus yang dipakai dalam penelitian butuh waktu empat pekan untuk memulihkan kebutuhan gulanya setelah tiga hari diet lemak. Pemulihan itu, ucap Bruning, memakai gula yang ada di tubuh. 

Lemak yang tinggi bisa mengacaukan keteraturan tubuh kita. Akibatnya, kita bisa menderita obesitas dan diabetes. Untuk mengetahui dampak diet lemak tinggi, Bruning dan timnya meneliti otak tikus. Hal ini dilakukan juga untuk mengetahui terjadinya obesitas dan diabetes. 

“Kurangnya asupan glukosa membuat otak kelaparan, meski tikus mengkonsumsi kalori setiap hari,” ujar Alexander Jais, penulis penelitian ini. Soalnya, protein GLUT-1 adalah pengangkut glukosa terpenting di sawar darah-otak. 

Sawar darah-otak memisahkan dua kompartemen utama dari susunan saraf, yaitu otak dan likuor serebrospinal, dari kompartemen ketiga, yaitu darah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemungkinan, pemicu berkurangnya GLUT-1 adalah asam lemak jenuh bebas yang memiliki efek racun pada sel-sel sawar darah-otak. Otak bisa kekurangan glukosa di daerah-daerah signifikan, yaitu hipotalamus yang mengontrol metabolisme serta korteks serebral yang bertugas dalam pembelajaran dan memori. 

Yang terjadi selanjutnya adalah otak butuh waktu untuk mengkompensasi kekurangan energi. Makrofag, jenis darah putih, kemudian menumbuhkan VEGF. VEGF meningkatkan produksi dan fungsi GLUT-1 serta melepaskannya langsung ke sel endotel vaskular sawar darah-otak.

Tingkat glukosa normal bisa kembali teratur setelah empat pekan, meski tikus melanjutkan diet lemak tingginya. Jika tikus tak punya VEGF, penyerapan glukosa di otak tetap berkurang. "Dampaknya, tikus belajar lebih lambat dan memiliki gangguan memori," tutur Jais.

MPG.DE | TRI ARTINING PUTRI 


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

2 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

20 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.


Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

23 hari lalu

Ilustrasi alpukat (Pixabay.com)
Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?


6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

38 hari lalu

Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti
6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.


Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

45 hari lalu

Ilustrasi makanan diet. shutterstock.com
Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.


Apa Itu Diet Flexitarian?

50 hari lalu

Ilustrasi diet makanan mentah. Freepik.com/Yanalya
Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.


Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

56 hari lalu

Ilustrasi wanita menikmati makanan di restoran. Unsplash/Pablo Merchan
Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.


Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

11 Februari 2024

Ilustrasi pria diet. Shutterstock
Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.


5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

8 Februari 2024

Ilustrasi diet makanan mentah. Freepik.com/Yanalya
5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.


Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

3 Februari 2024

Song Joong Ki. Foto: Instagram/@highziumstudio
Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?