TEMPO.CO, Washington DC - Hingga saat ini keberadaan Planet Nine masih jadi misteri. Namun para astronom kini mulai menggali misteri kelahirannya.
Pada bulan Januari, Konstantin Batygin dan Mike Brown dari California Institute of Technology di Pasadena mengumumkan bahwa mereka telah menyimpulkan keberadaan Planet Nine berdasarkan orbit aneh dari setengah lusin obyek kecil di Sabuk Kuiper di luar Neptunus.
Planet Nine, menurut Batygin dan Brown, mungkin 10 kali lebih besar dari Bumi dan mengorbit matahari pada jarak rata-rata sekitar 700 unit astronomi (AU). (Satu AU adalah jarak Bumi-Matahari = 93 juta mil atau 150 juta kilometer)
Beberapa astronom kini sedang memindai langit dalam upaya untuk menemukan planet itu, sementara peneliti yang lain menangani misteri lainnya: Bagaimana Planet Nine terjadi?
Ada beberapa cerita asal-usulnya, kata peneliti. Misalnya, Planet Nine mungkin mantan exoplanet (planet di luar tata surya) yang ditangkap oleh gravitasi tata surya kita.
Gongjie Li dan Fred Adams, dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (CFA) di Cambridge, Massachusetts, melakukan simulasi komputer untuk memperkirakan kemungkinan bahwa Planet Nine berasal dari sistem bintang yang lewat atau tertangkap sebagai planet yang mengambang bebas sebelumnya.
Dalam kedua kasus itu, kemungkinannya kurang dari 2 persen, menurut para peneliti dalam sebuah studi baru.
Kemungkinan lain bahwa Planet Nine adalah asli bagian sistem tata surya kita. Tapi pertanyaannya apakah dia terbentuk di lokasi yang sekarang, atau memulai hidup lebih dekat dengan matahari dan kemudian dikeluarkan ke sistem tata surya lebih luar akibat interaksi gravitasi?
Kedua skenario memungkinkan, menurut Scott Kenyon dari CFA, dan Benjamin Bromley dari University of Utah, dalam laporan dua studi baru mereka, yang juga didasarkan pada pekerjaan pemodelan komputer.
Planet Nine bisa jadi berada di posisinya dalam 1 miliar hingga 2 miliar tahun kelahiran tata surya, seperti yang ditemukan Kenyon dan Bromley. Tapi simulasi mereka juga memberikan gagasan bahwa interaksi dengan Jupiter dan Saturnus telah menendang Planet Nine dari orbit sebelumnya.
"Anggap saja seperti mendorong anak-anak di ayunan. Jika Anda memberikan mereka dorongan pada saat yang tepat, berulang, mereka akan lebih tinggi dan lebih tinggi," kata Kenyon dalam sebuah pernyataan. Dia menambahkan bahwa skenario ini adalah "solusi yang paling sederhana."
Tarikan gravitasi, jika hal itu terjadi, tidak harus datang dari sesama planet. Dalam tulisan mereka, Li dan Adams juga mempertimbangkan kemungkinan bahwa Planet Nine itu tertarik keluar oleh salah satu bintang tetangga matahari.
Tapi simulasi mereka mematok kemungkinan skenario ini pada tingkat 10 persen, dan menunjukkan bahwa dalam banyak kasus, sebuah bintang yang lewat akan menendang Planet Nine dari sistem tata surya kita sepenuhnya.
Jadi kabut misteri seputar Planet Nine tetap tebal. Tapi kabut ini bisa jelas suatu hari nanti, asalkan dunia misterius ini benar-benar ada dan astronom bisa mendapatkan tampilan yang layak.
"Yang menyenangkan tentang skenario ini adalah bahwa mereka teruji secara observasi," kata Kenyon. "Sebuah gas raksasa yang tersebar akan terlihat seperti Neptunus dingin, sementara planet yang terbentuk akan menyerupai Pluto raksasa tanpa gas."
Penelitian oleh Li dan Adams telah diterima untuk publikasi dalam The Astrophysical Journal Letters. Kenyon dan Bromley telah mengajukan dua makalah mereka untuk The Astrophysical Journal.
SPACE | ERWIN