TEMPO.CO, Jakarta - Planet Merkurius melintas di antara matahari dan planet Bumi pada Senin malam lalu. Peristiwa ini kurang lebih sama seperti gerhana pada umumnya. Namun piringan Merkurius yang terlihat dari Bumi jauh lebih kecil daripada matahari sehingga tidak semua bagian matahari yang tertutup oleh planet tersebut.
Peristiwa ini terjadi sejak pukul 11.12 GMT (18.12 WIB) hingga 18.42 GMT (01.42 WIB). Berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), transit Merkurius ini dapat diamati dari Indonesia bagian barat. “Khususnya di provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan sebagian Riau saat matahari akan terbenam,” seperti dikutip dari situs BMKG, Selasa, 10 Mei 2016.
Dengan besar Merkurius hanya sepertiga Bumi dan perspektif dari Bumi yang hanya 1/150 dari diameter matahari, transit ini hanya dapat terlihat dari pembesaran tertentu. Merkurius selama ini mengelilingi matahari setiap 88 hari, tapi orbitnya cenderung miring dari orbit Bumi. Hal inilah yang menyebabkan ketiga benda langit ini relatif jarang berada sejajar.
Namun, saat puncak kontak ketiga, yakni saat Merkurius menyentuh kembali piringan matahari, dan kontak keempat saat Merkurius meninggalkan matahari, tidak dapat diamati. Pasalnya, saat itu matahari telah terbenam.
Peristiwa ini dapat diamati di sebagian besar Asia—kecuali Asia Timur dan Tenggara—sebagian besar Afrika, dan Eropa bagian timur. Seluruh proses transit Merkurius dapat diamati di Eropa bagian barat, sedikit Afrika bagian barat, Amerika Utara dan Selatan bagian Timur. Sementara itu, di Amerika Utara dan Selatan bagian barat, proses transitnya berlangsung saat matahari terbit.
Peristiwa ini merupakan yang ketiga kalinya dalam 14 Abad terakhir. Transit selanjutnya akan terjadi pada 2019 dan 2032. Namun Indonesia tidak dapat menikmati transit Merkurius pada 2019.
"Dari transit ini kita dapat mempelajari hal-hal yang tidak kita ketahui sebelumnya," kata dosen Universitas Terbuka David Rothery, seperti yang dilansir dari BBC, Selasa, 10 Mei 2016. "Betapa menakjubkannya kejadian ini. Ini merupakan planet yang sulit dilihat."
BMKG | BBC | MAWARDAH