TEMPO.CO, Bandung - Seorang pengajar sekaligus peneliti di Telkom University di Bandung, Dody Qori Utama, membuat alat ukur baru buta warna. Dengan bantuan alat itu, tingkat buta warna seseorang bisa diketahui secara spesifik. Alat pengukur buta warna ini diajukannya sebagai karya disertasi doktoral Teknik Biomedik di Institut Teknologi Bandung.
Menurut dia, tes buta warna yang ada saat ini cukup diskriminatif karena hanya ada dua dasar penilaian, yaitu buta warna dan tidak buta warna. "Padahal buta warna banyak macam dan tingkatannya. Misalnya, saya, hanya di beberapa warna saja. Itu pun tidak begitu besar," ujarnya saat ditemui di kantornya di Telkom University, Bandung, Senin, 23 Mei 2016.
Latar belakang penelitian itu ialah pengalaman dirinya yang terus ditolak saat melamar kerja lantaran mengalami buta warna parsial. "Untungnya tidak sampai ditolak calon mertua ketika dulu meminang istri," katanya sambil bercanda.
Sebagai seorang buta warna, Dody yakin setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan dalam melihat spektrum warna. “Kalau orang rabun saja ada satuan plus dan minus, kenapa buta warna tidak punya satuan? Saya bertekad untuk bikin satuan itu,” tuturnya.
Riset Dody mengukur kondisi buta warna seseorang berbasiskan cluster kemampuan sel reseptor pada mata, yakni sel batang (rod) yang peka terhadap cahaya dan kerucut (cone) yang peka pada warna. “Di mata kita ini kan ada sensor warna merah, kuning, dan biru,” ujarnya.
Perangkat tesnya berupa gambar tes mata Ishihara yang dimodifikasi pada lingkaran gambar. Di baliknya ada algoritma khusus yang dapat menghitung satuan buta warna.
Gambar tes yang ditayangkan pada layar komputer tersebut berupa susunan bentuk lingkaran kecil dengan beragam ukuran dan warna. Di tengahnya terdapat angka 1-9, yang bisa tampak jelas, samar, atau tidak terlihat sama sekali oleh mata orang yang diuji.
Dengan tingkat penerangan gambar secara bertingkat, hasil tes bisa langsung diketahui di monitor. Tempo sempat menjajal tes itu yang tidak sampai 30 menit.
Dody membuat delapan tingkat penilaian berdasarkan penglihatan rata-rata orang normal pada warna. Pengukurannya pada gambar berwarna merah, hijau, dan biru.
Pada kasus Dody yang dinyatakan buta warna parsial atau sebagian, hasil tes itu menunjukkan matanya menangkap 25 persen jenis warna merah, 35 persen biru, dan 200 persen warna hijau. “Misalnya, dari 1.000 warna hijau yang bisa dilihat orang, saya bisa sampai 2.000,” katanya.
ANWAR SISWADI