TEMPO.CO, Monterey - Rahasia cumi vampir terungkap. Kendati dinamai vampir, cumi ini tidak mengisap darah ataupun menggigit mangsanya, melainkan hanya memakan bangkai atau sisa-sisa makanan di dasar samudra.
Strategi ini menunjukkan adaptasi unik yang memungkinkan cumi vampir menghabiskan sebagian besar hidupnya di kedalaman laut dengan konsentrasi oksigen yang sangat rendah. Jumlah predator di laut dalam memang sedikit. "Tapi makanan khas Cephalopoda juga langka," kata Hendrik Joving dan Bruce Robison, peneliti dari Monterey Bay Aquarium Research Institute, California.
Baca Juga:
Cumi itu dinamai Vampyroteuthis infernalis, yang bermakna "cumi vampir dari neraka", karena penampilannya yang sangar. Tubuh cumi tersebut berwarna merah-gelap dan berbentuk seperti payung yang sedang mengembang.
Segala gerakan di sekitar cumi dideteksi dengan mata yang sensitif. Mata belok berukuran 2,5 sentimeter itu memantulkan sinar biru-gelap yang berfungsi menakut-nakuti pemangsa ketika cumi vampir berenang ke permukaan.
Spesies Cephalopoda berukuran 30 sentimeter ini pertama kali ditemukan pada 1903. Dia hidup di samudra beriklim sedang dan tropis dan menghuni perairan di kedalaman 600-900 meter di sebuah ceruk habitat dengan kadar oksigen sangat rendah untuk mendukung kehidupan.
Kedua ahli biologi itu mengatakan penelitian tersebut merupakan hasil interaksi mereka dengan cumi vampir selama 30 tahun lewat robot penjelajah bawah laut, percobaan laboratorium, dan metode pembedahan. Karya mereka diterbitkan dalam jurnal Proceeding of Royal Society B.
Mereka memeriksa saluran pencernaan dan feses cumi vampir untuk mengetahui bahwa hewan tersebut bersifat detritivor (pemakan bangkai). Cumi vampir akan menghampiri lalu memakan bangkai atau sisa bangkai makhluk laut yang tenggelam perlahan ke dasar laut dan telah dikerubuti crustacea dan zooplankton.
"Yang masih menjadi teka-teki besar dari semua hal tentang cumi vampir adalah karakteristik mulutnya," ujar Robison. Cumi vampir yang sedang mangap tampak seperti payung hitam yang terbuka.
Mulut lebarnya dikelilingi delapan lengan yang saling dihubungkan dengan jaringan kulit semacam jaring membentuk kantong berwarna hitam. Lengan-lengannya dihiasi puluhan pengisap dan tonjolan serupa jari yang disebut cirri.
PROCEEDING OF ROYAL SOCIETY B | AMRI MAHBUB