TEMPO.CO, Bandung - Riset tentang tes terbaru pengukur buta warna membuat Dody Qori Utama gagal melanjutkan kuliah doktoral di luar negeri. Mahasiswa jenjang strata tiga jurusan Teknik Biomedik, Institut Teknologi Bandung, ini diminta dosen pembimbingnya tetap studi dan merampungkan risetnya di Indonesia.
“Penelitian seperti ini belum ada di dunia. Mereka khawatir, hasil riset tersebut jatuh ke luar negeri,” katanya kepada Tempo, Senin, 23 Mei 2016.
Riset itu dirintis pada 2010, saat ia mengambil program master Teknik Biomedik di ITB. Gagasan ini didasari pembuatan alat ukur tes buta warna yang lebih rinci daripada beberapa tes yang dipakai selama ini.
Dody bercerita, gara-gara risetnya tersebut, ia hampir tak lulus jenjang master pada 2013. Sebab, belum ada standar tes buta warna di dunia. “Karena tema riset ini baru, jadi susah cari acuannya. Saya lulus dengan syarat harus dilanjutkan ke S-3,” ujarnya.
Terinspirasi tes buta warna Ishihara, Dody memodifikasi gambar tes dan menyematkan algoritma khusus sebagai basis ukur penglihatan orang. “Misalnya untuk pekerjaan jadi pilot atau masinis, bisa ditoleransi boleh buta warna asal hanya sekian persen,” kata pengajar sekaligus peneliti di jurusan Teknik Informatika Telkom University, Bandung, itu.
Riset yang mengukur kondisi buta warna seseorang ini berbasis pada kluster kemampuan sel reseptor pada mata, yakni sel batang (rod) yang peka terhadap cahaya dan kerucut (cone) yang peka terhadap warna. “Di mata kita ini kan ada sensor warna merah, kuning, dan biru,” ujarnya.
Gambar tes yang ditayangkan pada layar komputer tersebut berupa susunan bentuk lingkaran kecil dengan beragam ukuran dan warna. Di tengahnya, terdapat angka 1-9, yang bisa tampak jelas, samar, atau tidak terlihat sama sekali oleh mata orang yang diuji. Dengan tingkat penerangan gambar secara bertingkat, hasil tes bisa langsung diketahui di monitor.
Dody membuat delapan tingkat penilaian berdasarkan penglihatan rata-rata orang normal pada warna. Pengukurannya pada gambar berwarna merah, hijau, dan biru.
Pada kasus Dody, yang dinyatakan buta warna parsial atau sebagian, hasil tes itu menunjukkan matanya hanya dapat menangkap 25 persen jenis warna merah, 35 persen biru, dan 200 persen warna hijau. “Misalnya dari seribu warna hijau yang bisa dilihat orang, saya bisa sampai 2000,” ucapnya.
ANWAR SISWADI