TEMPO.CO, Redmond - Langkah Microsoft mundur dari bisnis telepon seluler berakibat pengurangan pekerja besar-besaran di divisi perangkat tersebut.
Pada Rabu, 25 Mei 2015, perusahaan mengumumkan akan mengurangi 1.850 pekerjaan di samping pengurangan 4.500 pekerja, yang diumumkan pada pekan lalu, bersama penjualan bisnis ponsel fiturnya.
Keputusan itu sebagian besar mempengaruhi karyawan di Finlandia, basis ponsel Nokia yang dibeli Microsoft pada 2014. Selain pengurangan pekerja, perusahaan ini melakukan penghapusbukuan senilai US$ 950 juta (Rp 13 triliun).
Jumlah hampir US$ 1 miliar itu menggambarkan ledakan keuangan yang jauh lebih besar setahun yang lalu, ketika Microsoft mengumumkan penghapusbukuan US$ 7,5 miliar terikat kesepakatan dengan Nokia.
Kegagalan akuisisi itu menunjukkan betapa sulitnya, bahkan bagi raksasa teknologi berkantong tebal, melawan dua raja dalam bisnis ponsel, yaitu Apple, yang memproduksi iPhone, dan Google, yang membuat perangkat lunak Android.
Baca Juga:
Meski Nokia pernah menjadi kekuatan yang dominan dalam bisnis ponsel, bintangnya semakin redup ketika pembuat Windows itu masuk. Ponsel yang menjalankan perangkat lunak Microsoft saat ini hanya sebagian kecil dari pasar secara keseluruhan.
Walaupun demikian, Microsoft tidak akan benar-benar berpaling dari ponsel. "Kami memfokuskan usaha telepon kami di mana kami memiliki diferensiasi dengan perusahaan-perusahaan yang menghargai keamanan, pengelolaan, dan kemampuan Continuum kami, serta konsumen yang menghargai hal yang sama," kata Chief Executive Microsoft Satya Nadella dalam sebuah pernyataan.
"Kami akan terus berinovasi di seluruh perangkat dan pada layanan cloud kami di semua platform mobile," ucapnya.
Ada juga kemungkinan bahwa perusahaan masih berencana memperkenalkan berbagai perangkat mobile kecil pada musim semi 2017, seperti yang diumumkan sebelumnya.
CNET | ERWIN Z