TEMPO.CO, Helsinki - Tak hanya manusia, tapi ternyata pohon juga tidur pada malam hari. Penelitian di Finnish Geospatial Research Institute, Finlandia menemukan cabang-cabang pohon terkulai pada malam hari dan kembali “bangun” saat matahari terbit.
Peneliti di sana menempatkan laser yang mengukur pergerakan dua pohon silver birch pada malam hari. Satu pohon berada di Finlandia, dan yang lain berada di Austria. Pemindai laser itu menggunakan cahaya inframerah untuk menyinari beberapa bagian pohon, setiap detik, setiap bagian. Laser ini menyajikan data pohon yang cukup setiap menit.
“Cabang dan daun pohon melengkung ke bawah pada malam hari. Posisi terendah dicapai beberapa jam sebelum matahari terbit, kemudian mereka kembali ‘bangun’ saat pagi menjelang,” kata Etu Puttonen, pemimpin penelitian.
Perubahan posisinya, kata dia, tak begitu banyak, yakni 10 sentimeter pada pohon dengan tinggi 5 meter.
Belum jelas betul apakah matahari membangunkan pohon, atau mereka mempunyai ritme sirkadiannya sendiri. Ritme sirkadian adalah proses biologis yang menunjukkan osilasi endogen dan berulang setiap sekitar 24 jam.
“Namun temuan kami tentang posisi cabang mungkin bisa membenarkan hipotesis sirkadian pada pohon,” kata Puttonen.
Penemuan ini tak mengejutkan bagi peneliti, tapi cukup aneh karena belum pernah dipelajari sebelumnya. Mayoritas makhluk hidup, ujar dia, memiliki ritme sirkadian siang dan malam. Tukang kebun pasti akan sadar tanaman membuka bunganya pada pagi hari dan menuntup daunnya malam hari.
Ahli tanaman terkenal, Carl Linnaeus (1707-1778), menemukan bahwa bunga yang ada di ruang bawah tanah yang gelap masih membuka dan menutup. Naturalis Charles Darwin (1809-1882) mencatat bahwa gerakan nokturnal daun dan batang pada tanaman tampak seperti tidur. Studi Linnaeus dan Darwin terbatas pada tanaman dalam pot. Penemuan di Finlandia adalah penelitian pertama pada pohon.
Penelitian ini tak mencari tahu alasan cabang dan daun pohon terkulai pada malam hari. Namun kemungkinan ini berhubungan dengan turgiditas atau kondisi tekanan air dalam pohon. “Pergerakan tanaman selalu berkaitan dengan keseimbangan air dalam sel yang terpengaruh oleh ketersediaan cahaya untuk fotosintesis,” kata Andras Zlinsky, salah satu peneliti.
LIVE SCIENCE | TRI ARTINING PUTRI