TEMPO.CO, Bandung - Guru Besar Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Nina Herlina Lubis membantah tudingan budayawan Sunda Ajip Rosidi yang menyebutnya penjiplak. Kepada Tempo, Nina mengirimkan pernyataan tertulis Habibie Centre yang menanggapi aksi Ajip.
“Press release ini saya anggap sudah menjawab tuduhan Pak Ajip terhadap saya. Tidak mungkin seorang plagiator diloloskan mendapat Habibie Award,” kata Nina, Selasa, 31 Mei 2016.
Ajip Rosidi mengembalikan uang dan penghargaan Habibie Award yang diterimanya pada 2009 ke Habibie Centre, Kamis pekan lalu. Pengembalian itu merupakan bentuk protes atas penghargaan Habibie Award 2015 yang diterima Nina Lubis. Ajip menganggap Nina tak pantas menerima anugerah itu lantaran dinilai sebagai penjiplak.
Menurut Nina, Ketua Habibie Centre Wardiman Djojonegoro memintanya untuk tidak menanggapi tuduhan tersebut. Wardiman Djojonegoro memberikan Habibie Award 2015 kepada tiga ilmuwan Indonesia, yakni Wisnu Jatmiko di bidang ilmu rekayasa, Nina Herlina di bidang ilmu sosial, dan pelukis Abdul Djalil Pirous di bidang ilmu kebudayaan.
Pada keterangan Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Habibie Center tertanggal 30 Mei 2016, penganugerahan Habibie Award sejak 1999 untuk lima bidang kini telah diberikan kepada 50 orang. Para calon penerima penghargaan diusulkan oleh institusi atau universitas tempatnya bekerja. Dewan juri Yayasan kemudian menyaringnya.
Pada bidang ilmu sosial, ekonomi, politik, dan hukum, yang menetapkan Nina Lubis, dewan jurinya terdiri atas Jimly Asshiddiqie, Sayuti Hasibuan, Satrio Budihardjo Joedono, dan Sofian Effendi. Yayasan menilai dewan juri telah bekerja dengan cermat dan berdasarkan pada standar-standar profesionalisme, landasan integritas, serta etika keilmuan.
Sebelum penghargaan diberikan, Yayasan SDM Iptek Habibie Centre menanyakan kesediaan calon. Jika bersedia, yayasan itu menyampaikan hadiah berupa uang US$ 25 ribu, medali Habibie Award, dan sertifikat.
Terkait dengan pengembalian hadiah Habibie Award oleh Ajip Rosidi, Yayasan menghargainya dan menilai itu hak Ajip. “Penjelasan ini supaya masyarakat tahu proses pemberian penghargaan,” kata Wakil Sekretaris Yayasan SDM Iptek Habibie Centre Hadi Kuntjara yang dihubungi Tempo, Selasa, 31 Mei 2016.
ANWAR SISWADI