TEMPO.CO, Bandung-Dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Tati Suryati Samsudin, menyimpulkan terdapat perubahan perilaku hewan dan tumbuhan saat terjadi gerhana matahari total pada 9 Maret 2016. Penelitian perilaku flora dan fauna itu dilakukan di Pantai Pasir Padi, Pulau Bangka.
Di Pantai Pasir Padi, Tati bekerja sama dengan aparat setempat. Mereka membawa sepasang burung hantu yang diikat kakinya di batang pohon. Selain itu mereka juga membawa ayam jantan dan betina, jangkrik dalam kotak jaring, lalat buah yang khusus dibawa dari Bandung, dan pohon putri malu (Mimosa Sp).
Saat proses gerhana dari awal sampai akhir, burung hantu, misalnya, ingin terbang dari kondisi tenang ketika langit masih terang sekitar pukul 07.00 WIB. Ayam di pantai bersiap tidur, dan lalat buah kawin. "Putri malu tidak ada yang mekar," katanya, Jumat, 3 Juni 2016.
Hasil riset itu ia paparkan di sesi paralel acara International Symposium on Sun, Earth and Life (ISSEL). Pertemuan ilmiah di Aula Timur ITB pada Jumat-Sabtu, 3-4 Juni 2016, itu kerjasama Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), ITB, dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
Adapun tim peneliti Universitas Padjadjaran yang terdiri atas Tiffany Hanik Lestari, Syasya Shanida, dan dosen pembimbing Ruhyat Partasasmita mengamati bekantan di cagar alam mangrove Balikpapan. "Fokus kami ke bekantan betina karena lebih aktif perilaku kesehariannya dibanding jantan," kata Tiffany.
Saat terjadi gerhana matahari total, bekantan yang biasanya riuh, seketika hening. Kegiatan makan dan bermain beralih menjadi bersiap tidur di bagian atas pohon. "Setelah beberapa menit terang lagi, mereka kembali ke aktivitas semula," ujarnya.
Pengamatan itu dilakukan dari jarak jauh dengan teropong karena kawanan bekantan liar itu sensitif pada kehadiran manusia.
ANWAR SISWADI
Baca juga:
Bunuh Diri Mahasiswa UI: 3 Alasan Kenapa Rahasia Ini Perlu Diungkap
Mahasiswa UI Bunuh Diri: Teman Kos Mulai Takut Karena...