TEMPO.CO, Tokyo - Lonjakan harga saham Nintendo selama Juli ini ibarat sebuah kisah dongeng yang menjadi kenyataan di pasar saham. Nilai perusahaan itu naik lebih dari dua kali lipat berkat meledaknya Pokémon GO, meskipun game itu dibuat oleh perusahaan yang berbeda, Niantic, yang berbasis di San Francisco.
Namun, dalam sebuah pernyataan pada Jumat, Nintendo mengatakan dampak dari Pokémon GO terhadap keuangannya akan "terbatas”. Nintendo menyatakan bahwa ia hanya memiliki 32 persen dari Pokémon Company, yang memiliki hak kekayaan intelektual untuk franchise Pokémon.
Lebih lanjut, meskipun Nintendo berencana untuk mulai menjual perangkat terkait game itu dengan nama Pokémon GO Plus, dampak keuangan dari operasi itu telah diperhitungkan dalam perkiraan laba yang diumumkan perusahaan sebelumnya.
Meskipun tidak benar-benar baru, pernyataan itu tampaknya menjadi sebuah berita bagi investor, yang memulai sesi jual panik pada Senin. Hal itu mengakibatkan harga saham Nintendo jatuh 18 persen (penurunan maksimal nilai saham dalam satu hari di bursa saham Tokyo), dan menghapus US$ 6,7 miliar (Rp 88 triliun) pada nilai pasarnya.
Meskipun ada koreksi itu, hal-hal lain tampaknya tidak terlalu buruk bagi Nintendo. Harga saham perusahaan sekitar 65 persen lebih tinggi daripada sebelum peluncuran Pokémon GO pada 6 Juli, dan pendapatan kuartalnya, yang akan diumumkan Rabu ini, diperkirakan akan secara signifikan lebih baik daripada tahun lalu, menurut Bloomberg.
Permainan ini diharapkan meluncurkan beberapa game mobile sendiri dan sebuah konsol baru yang disebut Nintendo NX, yang akan segera diluncurkan pada Maret 2017.
Adapun Pokémon GO, setelah peluncurannya sukses di Jepang pekan lalu, permainan itu baru saja diluncurkan di Hong Kong. Jelas target berikutnya adalah pasar yang sangat besar, Cina, namun peluncuran di sana mungkin tidak pernah bisa terjadi karena permainan itu membutuhkan akses ke data GPS yang dibatasi oleh negara tersebut.
MASHABLE | ERWIN Z.