TEMPO.CO, Wuhan - Pemindai computed tomography (CT) sinar-X biasanya digunakan untuk mengetahui apakah pasien memiliki tumor atau gumpalan darah. Namun, di laboratorium Quin Liu di Wuhan, Cina, pasiennya bukan manusia, melainkan tanaman padi. Penggunaan pemindai CT dalam studi pertanian itu dilakukan untuk meningkatkan hasil panen padi.
Peneliti meletakkan pot tanaman padi di atas conveyor belt di bawah pemindai yang beroperasi secara otomatis. Dalam sehari, fasilitas itu dapat memproses 4.320 tanaman padi. Energi pemindai yang tidak merusak tanaman padi itu digunakan untuk menganalisis dan mencocokkan sifatnya dengan sebuah program komputer untuk membantu pemulia padi menyeleksi tanaman dengan bibit padi terbaik. Bibit unggul akan sangat menentukan hasil panen kelak.
Dengan estimasi 3 miliar orang di seluruh dunia bergantung pada satu dari banyak spesies padi sebagai makanan pokoknya, para pemulia padi menghadapi tekanan tinggi untuk menciptakan tanaman dengan hasil panen maksimal. "Dalam pengembangan bibit padi, sangat penting memonitor dan menganalisis dengan akurat sifat bibit yang dihasilkan lewat hibridisasi atau mutasi," kata Liu. "Metode pengembangan tanaman pangan modern menggunakan organisme yang dimodifikasi secara genetika memungkinkan kami memproduksi ratusan varietas baru setiap hari.”
Liu mengatakan lembaga pemuliaan padi memerlukan teknik baru yang efisien untuk menyaring material tumbuhan sebaik mungkin. "Pemilihan benih otomatis menggunakan pemindai CT memberikan hasil yang lebih tinggi, pengukuran lebih akurat, dan biaya yang lebih murah ketimbang teknologi lain yang sebelumnya dipakai untuk mengukur bibit pada tanaman padi," ujarnya.
Berbeda dengan tanaman pangan lain, proses pemilihan bibit padi masih dikerjakan dengan tangan. Kesuksesan tanaman padi itu rentan terhadap kesalahan manusia. Dalam studi tersebut, Liu bekerja sama dengan Wanneng Yang, Xiochun Xu, Lingfeng Duan, Qingming Luo, Shangbin Chen, dan Shaoqun Zeng di Britton Chance Center for Biomedical Photonics, Wuhan National Laboratory for Optoelectronics-Huazhong University of Science and Technology.
SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB