Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

EKSKLUSIF, Wawancara Wakil Ketua UNESCAP PBB Atta-ur Rahman  

image-gnews
Atta-ur Rahman, pakar kimia organik dari University of Karachi Pakistan saat diwawancarai oleh Tempo di Jakarta, Jumat, 19 Agustus 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah
Atta-ur Rahman, pakar kimia organik dari University of Karachi Pakistan saat diwawancarai oleh Tempo di Jakarta, Jumat, 19 Agustus 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.COJakarta - Sains dan teknologi tinggi terus bergerak maju. Semua negara tak mau ketinggalan. Atta-ur Rahman, pakar kimia organik dari Karachi University, Pakistan, melihat hal tersebut sebagai kunci agar sebuah bangsa bisa memasuki lanskap pertarungan ekonomi global.

Rahman, yang juga Mantan Menteri Riset dan Teknologi Pakistan, memberikan kuliah umum pada malam penganugerahan Ristekdikti-Kalbe Science Award 2016 (RKSA) ke-5 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Jumat malam pekan lalu. Wakil Ketua Komite Sains, Teknologi, dan Inovasi PBB di UNESCAP Regional Asia ini membawakan topik “The Wondrous World of Discovery”.

Selain giat di dunia pendidikan dan sains, Rahman aktif sebagai President Network of Academies of Sciences of Islamic Countries (NASIC) dan menjadi Professor Emeritus/Distinguished National Professor di International Centre for Chemical and Biological Sciences, University of Karachi.

“Dunia sudah jauh berubah. Manusia harus sadar bahwa pendidikan, sains, dan teknologi adalah kunci fundamental suatu bangsa,” kata Rahman saat diwawancarai Amri Mahbub dari Tempo sebelum mengisi kuliah umum. Berikut ini petikan wawancaranya.

Mengapa harus sains dan teknologi tinggi?
Kita hidup di dunia yang semakin menuntut pembangunan sosial-ekonomi dari banyak sektor. Sains dan teknologi tinggi menjadi faktor penting untuk memberantas kemiskinan melalui pertumbuhan manufaktur. Dalam skenario dunia, total nilai ekspor teknologi rendah mulai turun. Sebaliknya, teknologi tinggi, seperti satelit dan kimia organik, kian meroket. Karena itu, kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah memegang peranan penting.

Anda mengelaborasi semua itu saat menjadi Menteri Riset, Sains, dan Teknologi Pakistan?
Pakistan adalah sebuah negara dengan populasi sekitar 180 juta jiwa, 55 persen di antaranya berumur di bawah 19 tahun. Ini adalah sebuah keuntungan demografi bagi kami untuk membangun sosial-ekonomi yang berfokus pada pendidikan, sains, teknologi, inovasi, dan technopreneur. Jadi bukan investasi besar-besaran pada sumber daya mineral yang akan habis, melainkan pada lima hal itu. Sebuah bangsa tanpa pendidikan tak lebih dari sekadar kumpulan kera.

Sepanjang 2000-2008, saya membuat perubahan radikal dalam dunia pendidikan Pakistan. Saya menaikkan anggaran pengembangan riset dan teknologi hingga 6.000 persen dan pendidikan tinggi sebesar 3.500 persen. Angka yang cukup fantastis, tapi itu efektif untuk membuat suatu negara dipandang di kancah global. Dampaknya, dalam waktu singkat, beberapa perguruan tinggi di Pakistan masuk 250 besar dunia.

Tiga laporan independen yang diterbitkan USAID, World Bank, dan British Council memuji kinerja luar biasa Komisi Pendidikan Tinggi (HEC) Pakistan. Bukan hanya itu, lewat upaya keras HEC, Pakistan berhasil memenangi beberapa penghargaan internasional atas perubahan revolusioner di sektor pendidikan tinggi.

Saya pernah mendengar bahwa kemajuan pendidikan di Pakistan secara signifikan pada periode 2000-2008 menjadi ancaman bagi India…
Ya. Itu bermula pada 23 Juli 2006, saat sebuah artikel berjudul “Pak Threat to Indian Science” terbit di surat kabar harian terkemuka India, Hindustan Times. Artikel itu dimulai dengan kalimat “Pakistan tampaknya akan segera bergabung dengan Cina dalam persaingan serius menghadapi India dalam ilmu pengetahuan”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam artikel tersebut dilaporkan bahwa Ketua Ilmiah Dewan Penasihat Perdana Menteri India C.N.R. Rao melapor kepada Perdana Menteri India Manmohan Singh tentang langkah-langkah cepat Pakistan di sektor pendidikan tinggi setelah pembentukan Komisi Pendidikan Tinggi pada Oktober 2002.

Selanjutnya: Singapura, Korea Selatan, dan Malaysia...

Menurut Anda, bangsa mana yang patut dijadikan contoh untuk pengembangan pendidikan dan teknologi?
Singapura, Korea Selatan, dan Malaysia.

Kenapa mereka?
Singapura sama sekali tak punya sumber daya alam dan populasinya hanya 5 juta jiwa, seperempat dari Karachi. Namun mereka mampu melakukan ekspor dengan nilai mencapai US$ 518 miliar dan pendapatan per kapitanya mencapai US$ 50 ribu. Adalah tangan besi Lee Kuan Yew yang melakukan itu. Selama tiga dekade, ia menghapus korupsi. Ia berinvestasi besar-besaran dalam dunia pendidikan, juga sains dan teknologi. Kini mereka tinggal menuai keuntungan besar dari investasi tersebut.

Korea Selatan juga patut dijadikan acuan karena dari sebuah negara miskin pada dekade 1960-an menjadi salah satu negara maju hanya dalam waktu 50 tahun. Itu karena korupsi dibasmi dan pendirian perguruan tinggi riset kelas dunia menjadi prioritas. Adapun Malaysia maju saat dipimpin Mahathir Mohammad. Dia memberikan prioritas bagi teknologi tinggi dan manufaktur.

Jadi harus ada pemimpin “tangan besi” yang mau mengambil risiko untuk memprioritaskan pendidikan dan teknologi?
Betul! Dan tak hanya mau mengambil risiko, tapi juga mengerti secara holistik apa yang dibutuhkan bangsanya. Tidak sekadar jago dalam lobi politik, tapi juga seorang teknokrat andal.

Pemimpin itu juga harus menempatkan orang yang ahli di bidang masing-masing dalam pemerintahan. Merekalah yang memahami potensi di tiap sektor. Muhammad Iqbal pernah berkata, “Sebuah bangsa lahir dari hati seorang penyair, tapi mati di tangan politikus.”

AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

31 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

31 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

31 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

Kepala BRIN Laksono Tri Handoko berbicara soal prioritas riset di lembaganya sepanjang tahun 2023, salah satunya bidang pangan dengan total 218 judul riset. (Tempo/Annisa Febiola)
BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.


Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Penulis buku Gadis Kretek, Ratih Kumala memegang buku saat hadir dalam diskusi  Biennale Jatim di Rumah Budaya, Sidoarjo, pada Sabtu 16 Desember 2023. TEMPO/ Yolanda Agne
Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.


BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

11 Desember 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat menyampaikan kata sambutan di kegiatan Kick Off Peran Valuator Kekayaan Intelektual dalam Pemanfaatan Hasil Riset dan Inovasi di Jakarta, Senin, 11 Desember 2023. (Tempo/Alif Ilham Fajriadi)
BRIN Akan Tetapkan Regulasi Penggunaan AI di Industri Riset

Hingga kini belum ada regulasi yang jelas mengatur terkait penggunaan AI tersebut.