Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas, Saat Macet, Polusi Tersedot AC Masuk ke Dalam Mobil

image-gnews
Kabut asap kendaraan bermotor terlihat menyelimuti gedung tingkat tinggi dan pemukiman padat penduduk, di kawasan Jakarta Pusat, 31 Mei 2016. Kabut asap ini disebabkan tingginya kadar polusi udara hingga mencapai 80 persen hasil dari gas buang kendaraan bermotor dan gas buang industri, karena hal tersebut DKI Jakarta merupakan kota dengan tingkat polusi udara terburuk ketiga di dunia setelah Meksiko dan Thailand. TEMPO/Imam Sukamto
Kabut asap kendaraan bermotor terlihat menyelimuti gedung tingkat tinggi dan pemukiman padat penduduk, di kawasan Jakarta Pusat, 31 Mei 2016. Kabut asap ini disebabkan tingginya kadar polusi udara hingga mencapai 80 persen hasil dari gas buang kendaraan bermotor dan gas buang industri, karena hal tersebut DKI Jakarta merupakan kota dengan tingkat polusi udara terburuk ketiga di dunia setelah Meksiko dan Thailand. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Guildford, Inggris – Saat macet, kotornya udara di luar pasti akan memaksa Anda menutup jendela mobil dan menyalakan pendingin udara. Penelitian terbaru di University of Surrey menunjukkan bahwa menutup jendela mobil dengan pendingin udara saat macet akan meningkatkan udara beracun hingga 76 persen. 

World Health Organization menempatkan polusi udara dalam sepuluh besar risiko kesehatan yang dihadapi manusia. Risiko ini disebut berhubungan dengan tujuh juta kematian prematur per tahun. 

Peneliti menunjukkan menutup jendela dalam kemacetan atau lampu merah dengan kendaraan lain di depan akan menutup akses masuknya polutan. Keamanan udara juga akan terjaga dengan menyetel pendingin udara untuk mengatur peredaran udara di dalam mobil tanpa memasukkan udara dari luar. 

Dalam penelitian, peneliti menunjukkan peluang tertinggi masuknya udara kotor saat jendela tertutup dan pendingin udara dinyalakan adalah ketika macet. Menyalakan pendingin udara akan menyedot udara kotor dari luar yang menghasilkan akumulasi polutan di dalam mobil. 

Penelitian juga menunjukkan, saat kendaraan berhenti ketika lampu merah, sejumlah kendaraan mengeluarkan gas emisi. Emisi ini membutuhkan waktu untuk dipencarkan. Kondisi tersebut akan menghasilkan akumulasi polusi udara di area lampu merah. WHO menyebutkan masalah seperti ini sering dihadapi masyarakat kota. 

“Jika kondisi cuaca memungkinkan, cara terbaik membatasi masuknya polutan adalah menutup jendela, mematikan pendingin udara, dan menjaga jarak dengan kendaraan di depan Anda saat macet atau harus berhenti di lampu merah,” kata penulis senior dalam penelitian, Prashant Kumar. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengatakan, jika harus menyalakan pendingin atau penghangat udara, pastikan setelannya tak menyedot udara dari luar. 

WHO mencatat polusi udara membunuh sepuluh kali lebih banyak daripada kecelakaan di jalan raya dengan estimasi kematian prematur 3,7 juta pada 2012. 

Tahun lalu, penelitian yang dipimpin Kumar menunjukkan sopir yang terjebak dalam kemacetan 29 kali lebih berisiko terpapar polutan dibandingkan dengan sopir yang menyetir dalam lalu lintas yang lancar. 

NEWSWISE | TRI ARTINING PUTRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

22 hari lalu

Secara spesifikasi, Kia Ray dibekali baterai lithium-iron-phosphate (LFP) 35,2 kilowatt-jam. (Foto: Kia)
BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.