TEMPO.CO, Jakarta - Untuk memperingati Hari Ozon Sedunia pada 16 September, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggelar science camp bagi para pelajar sekolah menengah pertama se-DKI Jakarta.
"Tujuan acara ini meningkatkan kesadaran mereka akan perlindungan lapisan ozon," kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nur Masripatin saat ditemui di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Jumat, 16 September 2016.
Nur mengatakan, ketika ada kesadaran dari para pelajar, hal itu akan meningkatkan minat ingin tahu pelajar tentang perlindungan lapisan ozon. "Sehingga ada kesadaran melindungi ozon dari bahan perusak ozon yang ada di sekitar kita."
Selain itu, Nur mengungkapkan bahwa anak-anak nantinya akan menduduki posisi penting di negara ini. Jika sudah tertanam pemahaman soal lingkungan sejak dini, ketika mereka bertugas menjadi pengambil keputusan, unsur lingkungan akan menjadi pertimbangan.
Mengenai peringatan Hari Ozon Sedunia, Nur mengatakan, secara global, banyak isu yang dibicarakan. Dia menjelaskan, di negara maju, sudah banyak keinginan meninggalkan segala hal yang dapat menciptakan gas rumah kaca.
Namun, untuk negara berkembang, masih dibutuhkan waktu. Hal ini disebabkan kemajuan yang tak sama antara negara maju dan negara berkembang. "Negara berkembang butuh waktu lebih lama," ucapnya.
Direktur Sistem Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ophirtus Sumule mengatakan acara science camp tidak sekadar menambah pengetahuan, tapi juga membentuk agen-agen yang menjaga lapisan ozon. "Ke depan, adik-adik ini bisa menjadi ilmuwan yang andal."
DIKO OKTARA