TEMPO.CO, Jakarta - Pengajar Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Yaya Sonjaya, 51 tahun, membuat larutan pembersih tangki uap air dari endapan kerak. Berbahan utama hasil ekstrak dua jenis tanaman tropis, temuannya ini telah dipatenkan. “Zaman Belanda dulu, pembersihnya dengan ubi jalar atau kentang,” kata Yaya saat ditemui di kampusnya, Rabu, 19 Oktober 2016.
Tangki pemanas untuk menghasilkan uap air, kata Yaya, rawan meninggalkan bekas kerak. Jika pemeliharaan tangki pemanas tidak baik, endapan dari air bisa bertumpuk hingga mengeras. “Saya pernah diminta membersihkan kerak yang sudah seperti batu karang di tangki sebesar minibus,” ujarnya.
Endapan itu merupakan sisa material dari air, seperti kalsium dan silikat. Pabrik biasanya memakai larutan khusus agar kerak bisa luntur ketika tangki dibersihkan sebulan sekali. Tanpa endapan kerak, menurut Yaya, proses penguapan menjadi hemat bahan bakar dan melindungi tangki dari korosi.
“Untuk membuat kue kering, pemanasan dengan boiler lebih merata dibanding dengan pemanggang yang bisa gosong bagian bawahnya,” tuturnya.
Setelah dipatenkan, Yaya yang dibantu belasan pekerja membuat larutan itu sebagai industri rumahan di Bandung. Sampai sekarang, pembuatannya masih berjalan. “Untuk tangki ukuran 10 ton, campuran larutan Boiler Water Treatment itu sebanyak 200 kilogram,” ucapnya.
Inspirasi inovasinya tersebut berasal dari ucapan Bung Karno tentang kekayaan alam Indonesia, termasuk tanaman. Larutan buatan Yaya menjadi pesaing produk sejenis hasil impor. Harganya berkisar Rp 20-30 ribu per kilogram.
ANWAR SISWADI