Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Misteri Lukisan Bison di Dalam Gua Dipecahkan

image-gnews
Seorang perempuan melihat lukisan manusia purbakala berbentuk seekor babi. Lokasi peninggalan berada di dalam kawasan gua, sehingga pengunjung membutuhkan lampu penerangan untuk melihat sisa-sisa peninggalan manusia purba. Pangkep, Sulsel, 20 Agutus 2015. TEMPO/Iqbal Lubis
Seorang perempuan melihat lukisan manusia purbakala berbentuk seekor babi. Lokasi peninggalan berada di dalam kawasan gua, sehingga pengunjung membutuhkan lampu penerangan untuk melihat sisa-sisa peninggalan manusia purba. Pangkep, Sulsel, 20 Agutus 2015. TEMPO/Iqbal Lubis
Iklan

TEMPO.COAdelaide - Bison ternyata memiliki spesies hibrida atau campuran yang sebelumnya tak pernah diketahui. Fakta tersebut diketahui dari sepotong DNA, cetak biru makhluk hidup, dan lukisan gua dari Zaman Es terakhir.

Para peneliti menjuluki hewan ini “Higgs Bison”. Sama seperti Higgs Boson—partikel subatomik yang juga dipanggil sebagai partikel Tuhan—hewan purba berbulu ini sulit diungkap. “Butuh 15 tahun untuk mengumpulkan data dan membuktikan hewan ini ada,” tulis Alan Cooper, Direktur Australian Centre for Ancient DNA di University of Adelaide, Australia, juga kepala penelitian, dalam jurnal Nature Communications edisi 18 Oktober 2016.

Berkat DNA purba dari tulang makhluk tersebut, Cooper dan tim akhirnya bisa mengungkap bison yang berasal dari 120 ribu tahun lampau tersebut. Mereka memiliki darah Aurochs, nenek moyang sapi modern, dan bison padang.

Dalam jurnal, Cooper menyebutkan hewan hibrida biasanya sulit bertahan hidup lantaran pejantannya cenderung steril. Meski begitu, dia dan tim menemukan bahwa bison hibrida dan keturunannya hidup dengan cukup baik sehingga mewarisi darahnya ke bison Eropa modern (Bison bonasus), yang juga dikenal dengan sebutan wisent.

Aurochs (Bos primigenius) dan bison padang (Bison priscus) sangat berbeda secara genetik. “Tapi mereka menghasilkan sesuatu yang cukup mengukir ceruk pada lanskap sejarah. Sayangnya, mereka tak bisa bertahan hidup hingga Zaman Es berakhir,” ujar Cooper.

Untuk menguak misteri latar belakang genetika bison hibrida, Cooper bersama sekelompok ilmuwan gabungan internasional meneliti beberapa bagian fosil gigi dan tulang hewan tersebut. Mereka mendapatkannya dari beberapa gua di Eropa, seperti di Pegunungan Ural, Rusia, dan Kaukasus di Eurasia.

Kemudian DNA atom (warisan dari kedua orang tua) dan DNA mitokondria (bahan genetik yang diwariskan dari garis ibu) 64 bison dianalisis. “Hasilnya, DNA atom memberi informasi tentang bison padang, sedangkan mitokondria mengandung garis sapi purba,” tulis mereka dalam jurnal.

Gabungan keduanya menunjukkan bison dalam gua-gua di Eropa memang seekor makhluk hibrida. Para peneliti menduga Aurochs mengambil peran betina dan bison yang jantan. Dari analisis DNA juga diketahui rasio bison memiliki kadar 90 persen, sedangkan Aurochs 10 persen. Sayangnya, para peneliti belum menemukan tengkorak hewan hibrida ini. Karena itu, mereka belum bisa menentukan apa yang dimakan dan bagaimana pola diet bison campuran ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada suatu hari, seorang anggota tim menyarankan kembali menilik lukisan gua Zaman Es. “Saran yang mengubah lintasan seluruh penelitian,” tuturnya.

Cooper dan tim lantas menghubungi beberapa ilmuwan Prancis yang pernah meneliti lukisan gua dan meminta mereka bercerita soal hal unik tentang bison. “Kami katakan telah menemukan spesies bison baru. Mereka menjawab, 'Ah! Akhirnya ada yang percaya kami!’” ucapnya.

Dari penelusuran tersebut memang diketahui ada dua bentuk bison dalam gua, yang sebelumnya dianggap sebagai perbedaan artistik atau budaya dan gaya lukis. Salah satu bison digambarkan dengan tanduk dan muka depan besar seperti bison Amerika. Sebaliknya, bison lain memiliki bentuk tanduk pendek dan gundukan-gundukan kecil di kepala seperti bison Eropa modern.

Dari segi umur, lukisan tersebut dibuat sekitar 18 ribu tahun silam. Itu berarti cocok dengan umur tulang bison yang didapatkan Cooper dan tim. “Dari penanggalan tulang terungkap bahwa spesies hibrida dan bison bertukar habitat beberapa kali karena perubahan iklim,” ujar Julien Soubrier, anggota penelitian sekaligus peneliti pascadoktoral bidang genetika dan evolusi di University of Adelaide, seperti dikutip dari Live Science.

Dengan kata lain, manusia purba bisa saja menarik bison hibrida tersebut selama musim dingin datang dan melepaskannya pada musim panas, yang tentu belum bisa diperkirakan seperti sekarang.

NATURE COMMUNICATIONS | LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kementan Bakal Lakukan Investigasi dan Penutupan Sumber Ternak Impor Imbas Sapi Hidup Australia Mati di Atas Kapal

1 hari lalu

Petugas menurunkan sapi impor dari Australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis, 15 April 2021. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kementan Bakal Lakukan Investigasi dan Penutupan Sumber Ternak Impor Imbas Sapi Hidup Australia Mati di Atas Kapal

Kementan akan berkoordinasi dengan Badan Karantina Indonesia untuk melakukan investigasi terkait kasus tersebut di Indonesia.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

1 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

2 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

3 hari lalu

Petugas Airnav memantau pergerakan pesawat di menara kontrol Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Jumat 29 April 2022. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat pergerakan penumpang angkutan umum di semua moda transportasi mengalami peningkatan pada H-5 Lebaran 2022. Sementara itu, secara kumulatif sejak H-7 Lebaran 2022 pergerakan penumpang transportasi udara tercatat merupakan yang tertinggi. TEMPO/Subekti.
Ambil Alih Pengaturan Ruang Udara di Natuna dari Singapura, RI Masih Kuasai FIR Australia dan Timor Leste

Indonesia mengambil alih pengaturan ruang udara di Kepri dan Natuna dari Singapura, namun masih menguasai FIR wilayah Australia dan Timor Leste


Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

6 hari lalu

Peluncuran program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) fase ketiga, pada 21Maret 2024 di Jakarta. Ini merupakan kemitraan pendidikan antara Pemerintah Australia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

Program INOVASI fase ketiga merupakan kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan murid SD.


Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

6 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.


Australia Perketat Aturan Visa Pelajar, Ini Ketentuan Barunya

6 hari lalu

ilustrasi visa (pixabay.com)
Australia Perketat Aturan Visa Pelajar, Ini Ketentuan Barunya

Australia akan memperketat aturan visa bagi pelajar asing setelah angka migrasi kembali mencapai rekor tinggi.


Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

7 hari lalu

Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur. TEMPO/DEDEN ABDUL AZIZ
Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.


Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

7 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.


Petinggi Kantor Berita ABC Australia Dituntut Mundur karena Pecat Jurnalis Pengkritik Israel

8 hari lalu

Antoinette Lattouf. Dok. Antoinette Lattouf
Petinggi Kantor Berita ABC Australia Dituntut Mundur karena Pecat Jurnalis Pengkritik Israel

Staf lembaga penyiaran publik Australia ABC menuntut pengunduran diri kepala konten, Chris Oliver-Taylor atas pemecatan jurnalis Antoinette Lattouf