TEMPO.CO, Jakarta – Yayasan BOS bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur akan kembali melepasliarkan enam orang utan ke habitat alaminya. Pelepasliaran ini menjadikan jumlah orang utan yang dilepasliarkan oleh Yayasan BOS ke hutan-hutan alami di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur sejak 2012 menjadi 251 individu.
Di Hutan Kehje Sewen, dengan pelepasliaran ini, jumlah total orang utan yang telah dilepasliarkan sejak 2012 akan menjadi 55 orang utan.
Kehje Sewen merupakan hutan hujan seluas 86.450 hektare di Kalimantan Timur yang dikelola dalam skema Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE) oleh PT Restorasi Habitat Orang Utan Indonesia (RHOI).
Yayasan BOS memperoleh izin pemanfaatan hutan ini pada 2010, khusus untuk pelepasliaran orang utan dari Samboja Lestari.
“Ada sebuah proses panjang mendahului kegiatan pelepasliaran ini. Dan masih ada proses yang tak kalah panjang memastikan para orang utan yang kita lepasliarkan hari ini bertahan hidup dengan sejahtera dan beranak-pinak di hutan Kehje Sewen,” ujar Dr Aldrianto Priadjati, Direktur Konservasi RHOI, dalam rilisnya pada Selasa, 13 Desember 2016.
Aldrianto mengatakan, sejak 2012, pihaknya telah melepasliarkan 49 orang utan di Hutan Kehje Sewen, dan hari ini angka itu akan menjadi 55. Sebagian besar dari mereka saat ini telah melalui setahun pertama pengamatan dengan sukses, dan RHOI telah memiliki dua kelahiran alami.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur, Sunandar Trigunajasa N., mengatakan upaya pelestarian satwa dan habitatnya merupakan tanggung jawab semua pihak di seluruh lapisan, baik pemerintah, masyarakat, swasta, maupun seluruh lembaga atau organisasi masyarakat.
“Dengan semakin berkurangnya habitat alami, otomatis tanggung jawab kita untuk menjaga kelestarian mereka semakin besar,” ujar Sunandar.
Kegiatan pelepasliaran ini dihadiri sejumlah tokoh dari industri seni dan hiburan, seperti model sekaligus Direktur Garda Satwa Indonesia, Davina Veronica; aktris, model, dan pembawa acara, Dominique Diyose, bersama suaminya, Ivan Handoyo, seorang pembuat film; serta grup musik rap Tanah Air, Fade 2 Black.
Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS, mengatakan status konservasi orang utan di Kalimantan telah semakin membahayakan. “Hal ini mendorong Yayasan BOS bekerja sama dengan BKSDA Kalimantan Timur untuk menggiatkan pelepasliaran orang utan dari pusat rehabilitasi kami yang telah siap,” ujarnya.
Orang utan di Kalimantan (Pongo pygmaeus) tahun ini bergabung dengan orang utan di Sumatera (Pongo abelii) dinyatakan sebagai satwa yang “sangat terancam punah” oleh International Union for Conservation of Nature atau IUCN. Perubahan status konservasi ini didorong oleh berkurangnya habitat alami mereka akibat berbagai sebab, terutama karena alih fungsi lahan.
ERWIN Z
Baca:
Kacang-kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging
India Berkukuh Larang Wi-Fi dalam Penerbangan
Setelah Singapura, Samsung Pay Hadir di Malaysia