TEMPO.CO, Jakarta - Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas 2016 berlangsung selama tiga hari, pada 12-14 Desember 2016. Untuk tahun ini, panitia Harbolnas menetapkan target transaksi sebesar Rp 6,6 triliun atau tiga kali lipat dari tahun 2015.
Sayangnya, pencapaian yang didapat pada Harbolnas 2016 tidak memenuhi target yang dibuat panitia. Data perkiraan transaksi yang dilaporkan PT Nielsen Indonesia menyatakan bahwa dalam tiga hari pelaksanaan Harbolnas, terkumpul nilai transaksi sebesar Rp 3,3 triliun.
Baca Juga:
Angka ini jauh dari target yang ditetapkan pada angka Rp 6,6 triliun. Meski begitu, Nielsen menyatakan pada Harbolnas tahun ini terjadi kenaikan transaksi 1,57 kali jika dibanding tahun 2015.
"Memang rata-rata terjadi kenaikan, ada yang 50 persen dan ada yang sampai 10 kali lipat, jadi beda-beda semuanya," ujar Miranda Suwanto, SVP Strategic Partnership and Business Development Lazada, selaku Ketua Panitia Harbolnas 2016, di D Lab Menteng Jakarta Pusat, Senin, 19 Desember 2016.
Miranda menyatakan, berdasarkan peningkatan nilai transaksi yang dilaporkan peserta Harbolnas, telah terjadi peningkatan 3 hingga 4 kali dibandingkan dengan transaksi hari biasa. Ia menggarisbawahi transaksi yang dilakukan oleh peserta Harbolnas tahun ini lebih luas dibanding penyelenggaraan tahun sebelumnya.
Para peserta melaporkan bahwa nilai penjualan mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding hari biasa, sedangkan dari sisi unit barang yang terjual terjadi peningkatan hingga lima kali lipat. "Ini mirip dengan data survei Shopback bahwa konsumen berbelanja item lebih banyak," ujar Miranda.
Menurut dia, perluasan sebaran jumlah unit barang yang terjual selama Harbolnas sudah cukup membuat panitia merasa Harbolnas sudah mewujudkan target penyelenggaraan untuk mengedukasi masyarakat berbelanja online.
MAYA NAWANGWULAN
Baca:
3 Barang Paling Diminati Saat Harbolnas 2016
AC Nielsen: 61 Persen Pengguna Internet Ikut Harbolnas 2016
LG Luncurkan Tablet G Pad III 10.1 dengan CPU Octa Core