Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasang Klakson Telolet Impor, Harganya Rp 2,5 Juta

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Sejumlah anak mengoperasikan telepon genggam saat menunggu bus yang membunyikan klakson
Sejumlah anak mengoperasikan telepon genggam saat menunggu bus yang membunyikan klakson "telolet" melintas di jalur Pantura, Brebes, Jawa Tengah, 21 Desember 2016. Libur sekolah dimanfaatkan anak-anak di jalur Pantura untuk berburu bus yang membunyikan klakson "telolet" dengan direkam menggunakan HP. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bus dengan klakson telolet semakin menjamur seiring dengan meningkatnya masyarakat yang menjadi penggemar. Padahal, harga klakson ini cukup mahal, apalagi untuk perangkat produksi luar negeri.

"Produk impor yang banyak dipakai mereknya Marco," kata pemilik PO Rejeki Transport, Wiwit Kurniawan saat ditemui di Wonogiri, Kamis 22 Desember 2016. Perangkat ini dilengkapi dengan tiga corong terompet.

Menurutnya, perangkat buatan Pakistan ini juga banyak digunakan oleh bus di luar negeri. "Pengusaha bus Indonesia tahu klakson ini saat berada di Arab," katanya. Harga klakson ini, kata dia, bisa mencapai Rp 2,5 juta, belum termasuk ongkos pasang.

Pengusaha bus banyak yang memilih produk tersebut lantaran suaranya yang nyaring. "Cukup awet juga," katanya. Berbeda dengan produk lokal yang terkadang suaranya sumbang.

Meski demikian, produk lokal memiliki suara yang lebih bervariasi. "Ada yang menggunakan lima hingga enam corong," katanya. Pengemudi juga bisa memainkannya dengan nada-nada yang ada di lagu populer.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Harga produk lokal juga cukup murah," katanya. Perangkat itu bisa ditebus dengan harga mulai Rp 600 ribu. "Tinggal pilih yang impor atau lokal," kata pengusaha bus asal Yogyakarta itu.

Hanya saja, perangkat telolet ini hanya efektif jika dipasang di bus besar. "Karena punya sistem pengisian kompresor angin otomatis," katanya. Sedangkan untuk bus kecil dan sedang, pengusaha harus menambah kompresor tambahan yang harus diisi angin secara manual.

AHMAD RAFIQ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


'Om Telolet Om' Bakal Meriahkan Malam Tahun Baru di Ancol  

30 Desember 2016

Sejumlah anak-anak memegang poster bertuliskan
'Om Telolet Om' Bakal Meriahkan Malam Tahun Baru di Ancol  

Klakson "Om Telolet Om" akan dibunyikan terus-menerus sepanjang malam pergantian tahun di Ancol.


Polisi Tegal Razia Bus Berklakson 'Telolet'  

27 Desember 2016

Sejumlah anak mengoperasikan telepon genggam saat menunggu bus yang membunyikan klakson
Polisi Tegal Razia Bus Berklakson 'Telolet'  

Polisi Tegal merazia bus 'telolet' karena dianggap membahayakan dan mengganggu arus lalu lintas.


Organda Klaim Pengguna Bus Bertambah Sejak Ada 'Om Telolet Om'  

26 Desember 2016

Poster om telolet om saat bus melewati Pasar Panorama Lembang, Kabupaten Bandung Barat, 25 Desember 2016. Anak-anak ini menunggu lewatnya bus pariwisata di kawasan wisata Lembang. TEMPO/Prima Mulia
Organda Klaim Pengguna Bus Bertambah Sejak Ada 'Om Telolet Om'  

Organda Semarang melihat bus-bus di jalur Pantura Jawa bersaing memasang klakson "telolet".


Libur Sekolah, Bocah-bocah Ini Pilih Berburu 'Telolet'  

26 Desember 2016

Anak-anak yang sengaja datang ke terminal untuk melihat bus telolet memegang kertas bertulisan
Libur Sekolah, Bocah-bocah Ini Pilih Berburu 'Telolet'  

Bermodal kertas karton putih bertuliskan 'om telolet om' dan telepon seluler, bocah-bocah sekolah dasar ini mengisi liburan panjang di pinggir jalan.


Begini Lagu 'Om Telolet Om' Ciptaan Penyanyi 'Nasi Padang'  

24 Desember 2016

Kvitland, menyanyikan Om telolet Om. youtube.com
Begini Lagu 'Om Telolet Om' Ciptaan Penyanyi 'Nasi Padang'  

Dalam lirik lagu 'Om Telolet Om', Kvitland mengungkapkan jika dia tahu frasa yang viral itu dari berbagai komentar orang di akun media sosialnya.


Libur Sekolah, Siswa di Depok Tunggu Bus 'Om Telolet Om'  

24 Desember 2016

Anak-anak yang sengaja datang ke terminal untuk melihat bus telolet memegang kertas bertulisan
Libur Sekolah, Siswa di Depok Tunggu Bus 'Om Telolet Om'  

"Lumayan buat isi liburan," ucap Fahmi, 7 tahun, yang dari pukul 13.30 sampai 16.00 menunggu bus AKAP yang lewat.


Ini Bahaya Fenomena 'Om Telolet Om'  

24 Desember 2016

Anak-anak membentangkan kertas bertuliskan
Ini Bahaya Fenomena 'Om Telolet Om'  

Fenomena 'Om Telolet Om' dinilai bisa membahayakan keselamatan dan
mengganggu kenyamanan pengguna jalan.


Polri Bolehkan 'Om Telolet Om', Asal....  

24 Desember 2016

Sejumlah anak-anak hingga ibu-ibu memegang poster bertuliskan
Polri Bolehkan 'Om Telolet Om', Asal....  

Menurut Martinus, fenomena telolet merupakan ekspresi dari
/>
/>

masyarakat yang tidak bisa disalahkan.


Kapolda Jawa Barat: Bus Boleh Telolet Asal Tidak Berhenti

24 Desember 2016

Meme
Kapolda Jawa Barat: Bus Boleh Telolet Asal Tidak Berhenti

Yang tidak boleh, kata Kapolda, masyarakat mencegat bus agar membunyikan klakson telolet.


Coba Klakson 'Om Telolet Om', Rismaharini Terbahak-bahak  

23 Desember 2016

Tri Rismaharini. TEMPO/Fully Syafi
Coba Klakson 'Om Telolet Om', Rismaharini Terbahak-bahak  

Sebaiknya, kata Risma, klakson itu digunakan sesuai kebutuhan.