TEMPO.CO, Jakarta -Lima tim lolos kualifikasi untuk bersaing dalam kompetisi Lunar XPRIZE yang diadakan Google berhadiah total US$ 30 juta (Rp 400 miliar) untuk mendaratkan dan mengoperasikan pesawat luar angkasa robotik di permukaan bulan. Demikian pernyataan Yayasan XPRIZE Selasa silam, 24 Januari.
“Kami sangat senang memiliki lima pesaing yang bekerja dari seluruh dunia untuk satu misi ini,” ujar Direktur Senior Yayasan XPRIZE, Chanda Gonzales-Mowrer.
Kelima tim yang bersaing ketat yakni SpaceIL dari Israel, Moon Express yang berbasis di Florida, Tim Internasional Synergy Moon, Tim Indus dari India dan Hakuto dari Jepang.
Kompetisi ini dirancang untuk membuat lompatan besar teknologi di bidang antariksa, kedokteran, pendidikan, dan bidang-bidang lain dengan memikat peserta-peserta baru dan pihak swasta dengan hadiah uang tunai.
Para pesaing harus meluncurkan pesawat angkasa dan mendaratkan rover sebelum 31 Desember 2017 . Yayasan Xprize menyelenggarakan Google Lunar XPRIZE dan delapan kontes stimulus lainnya. Kelima kompetitor harus menyelesaikan sejumlah kegiatan di permukaan bulan, seperti rover dapat menempuh jarak hingga 500 meter dan menyiarkan video berdefinisi tinggi, ke bumi.
Sejak lomba itu diumumkan pada 2007, ketertarikan atas Google Lunar XPRIZE begitu besar. Sebanyak 33 tim awalnya mendaftarkan diri untuk memperebutkan hadiah utama senilai 20 juta dolar AS. Juara kedua berhak mendapatkan hadiah 5 juta dolar AS dan uang bonus tersedia bagi tim yang mampu menuntaskan tugas tambahan, seperti mengunjungi situs pendaratan Apollo atau menemukan air di bulan.
SpaceIL berencana terbang dengan SpaceX Falcon 9 rocket, yang baru-baru ini kembali terbang menyusul insiden pada landasan peluncuran. Tim Indus dan Hakuto akan berbagi tumpangan di peluncur PSLV (polar satellite launch vehicle). Moon Express didukung perusahaan pemula (startup) Rocket Lab, yang mengembangkan roket kecil bernama Electron. Synergy Moon bergantung pada salah satu mitranya, Mojave, Sistem Interorbital berbasis di California, untuk peluncuran roket barunya yang dikenal sebagai Neptune.
REUTERS | HOTMA SIREGAR
Baca Juga:
KPK Tangkap Hakim Konstitusi Patrialis Akbar
Uang Baru Pecahan Rp10.000 Paling Disukai Warga Papua