TEMPO.CO, Washington DC - Program Mars NASA kini menjadi lebih terfokus. Badan ini telah menyempitkan - dari delapan menjadi tiga - daftar situs pendaratan potensial untuk rover 2020 milik NASA, yang akan meraup batu dan tanah Mars dengan harapan suatu hari kembali ke Bumi.
NASA menciutkan lokasi pendaratan itu pada 10 Februari, pada akhir lokakarya tiga hari di Monrovia, California, untuk menentukan ke mana pesawat ruang angkasa mereka akan mendarat. Keputusan akhir akan dibuat satu atau dua tahun sebelum peluncuran.
Baca:
Amerika Akan Persenjatai B-52 dengan Sistem Laser
Hanya iPhone 8 Model 5 Inci yang Memiliki Pengisian Nirkabel
Cina Tahan 3 Penumpang Pengguna Ponsel di Pesawat
Pilihan itu adalah salah satu yang paling penting dalam eksplorasi Mars, karena akan menentukan batu apa yang dijemput untuk dibawa kembali ke Bumi - dan juga pertanyaan ilmiah apa yang akan diuji selama beberapa dekade yang akan datang.
"Apa yang dilakukan jika ini adalah satu-satunya sampel yang pernah kembali dari tempat yang dikenal di Mars?" tanya Briony Horgan, seorang ilmuwan planet di Universitas Purdue di West Lafayette, Indiana, sebagaimana dikutip Nature, akhir pekan lalu. Sampai saat ini, batu Mars yang telah dipelajari peneliti adalah meteorit, yang mencapai Bumi.
Tiga situs itu termasuk kawah Jezero, yang dulunya merupakan rumah bagi danau Mars kuno dan yang bisa melestarikan sisa-sisa kehidupan mikroba, jika pernah ada di Mars.
"Anda mendapatkan sungai besar membawa air dan sedimen ke sebuah danau yang sangat besar, sebanding dengan Danau Tahoe," kata Timothy Goudge, seorang ilmuwan planet di University of Texas di Austin. Jezero mencetak nilai tertinggi pada penilaian komunitas ilmuwan yang menghadiri lokakarya itu.
Target lain yang mungkin termasuk Northeast Syrtis, di mana air panas beredar melalui kerak dan bisa mendukung kehidupan, serta Columbia Hills, daerah yang dieksplorasi selama bertahun-tahun oleh rover Spirit milik NASA.
NATURE | ERWIN Z