Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Ungkap Penyebab Runtuhnya Bangsa Aztec

Editor

Erwin prima

image-gnews
Ilustrasi kaum Aztek atau Aztec yang merupakan orang Amerika Tengah dari sentral Meksiko yang kaya dengan warisan mitologi dan kebudayaan. wikipiedia.org
Ilustrasi kaum Aztek atau Aztec yang merupakan orang Amerika Tengah dari sentral Meksiko yang kaya dengan warisan mitologi dan kebudayaan. wikipiedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Kopenhagen - Salah satu epidemi terburuk dalam sejarah manusia, yaitu sebuah wabah penyakit abad ke-16 yang melanda penduduk asli Meksiko, kemungkinan disebabkan oleh bentuk mematikan dari salmonella asal Eropa, menurut sepasang penelitian.

Dalam sebuah studi, peneliti mengatakan mereka telah menemukan DNA dari bakteri perut itu dari perkuburan di Meksiko yang terkait dengan epidemi tahun 1540-an.

Epidemi itu menewaskan hingga 80 persen penduduk asli negara itu. Tim melaporkan temuannya dalam preprint yang diposting pada server bioRxiv pada 8 February.

Baca:
Terjebak 2 Pekan di Rawa, Pesut Mahakam Berhasil Dilepaskan
Galaxy Tab S3 Dilengkapi Keyboard Magnetik
Heboh, Nokia 8 yang Belum Dirilis Muncul di Situs Belanja  

“Ini menjadi bukti genetik pertama dari patogen tersebut yang menyebabkan penurunan besar-besaran penduduk asli setelah kolonisasi Eropa,” kata Hannes Schroeder, seorang peneliti DNA di Natural History Museum of Denmark di Kopenhagen yang tidak terlibat dalam pekerjaan itu, sebagaimana dikutip Nature akhir pekan lalu. "Ini adalah studi super-keren."

Pada tahun 1519, ketika pasukan yang dipimpin oleh penguasa Spanyol Hernando Cortés tiba di Meksiko, penduduk asli diperkirakan sekitar 25 juta. Satu abad kemudian, setelah kemenangan Spanyol dan serangkaian epidemi, angka itu telah jatuh menjadi sekitar 1 juta.

Yang terbesar dari wabah penyakit ini dikenal sebagai cocoliztli (dari kata 'wabah penyakit' dalam bahasa Aztec). Dua cocoliztli utama, dimulai pada tahun 1545 dan 1576, menewaskan sekitar 7juta -18 juta orang yang tinggal di daerah dataran tinggi Meksiko.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Di kota-kota kecil dan kota-kota besar, parit besar digali, dan dari pagi sampai matahari terbenam para pemimpin agama tidak melakukan apa-apa kecuali membawa mayat dan melemparkan mereka ke dalam parit," kata seorang sejarawan Fransiskan yang menyaksikan wabah 1576 itu.

Ada sedikit konsensus tentang penyebab cocoliztli - meskipun campak, cacar dan tifus semuanya diperdebatkan. Pada tahun 2002, para peneliti di National Autonomous University of Mexico (UNAM) di Mexico City mengajukan bahwa virus demam berdarah, diperburuk oleh kekeringan bencana, berada di balik kematian itu. Mereka membandingkan besarnya wabah 1545 dengan Black Death di Eropa abad keempatbelas.

Dalam upaya untuk menjawab pertanyaan itu, tim yang dipimpin oleh ahli genetika evolusi Johannes Krause di Max Planck Institute for the Science of Human History di Jena, Jerman, mengekstrak dan mensekuen DNA dari gigi 29 orang yang terkubur di dataran tinggi Oaxacan, Meksiko selatan. Semua, kecuali lima orang, terkait dengan cocoliztli yang menurut para peneliti berlangsung 1545-1550.

DNA bakteri kuno diambil dari beberapa orang cocok dengan Salmonella itu, berdasarkan perbandingan dengan database lebih dari 2.700 genome bakteri modern.

NATURE | ERWIN Z

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia