TEMPO.CO, Bandung -Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meninjau kemajuan sertifikasi yang salah satunya adalah pengujian struktur sayap (wing static test) pesawat N219 di PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat."Kami ingin tahu perkembangan pesawat N219. Apresiasi harus diberikan kepada PTDI, LAPAN, Kementerian Perhubungan, bahkan sertifikasinya juga dilakukan oleh anak bangsa," kata Nasir, Senin, 27 Februari.
Menteri Nasir berharap prototipe pertama pesawat N219 dapat melakukan terbang perdana akhir April 2017. Diar menegaskan pengembangan pesawat secara mandiri akan terus didorong untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia. Harapannya, pengembangan juga dapat dilakukan untuk pesawat-pesawat kargo dengan ukuran pas untuk antarpulau."Konsentrasi penuh dulu untuk menyelesaikan yang satu ini. Perlu juga dipikirkan soal pricing dan proses produksi harus diperhitungkan dengan baik," ujarnya.
Direktur Utama PTDI Budi Santoso mengatakan pesawat yang dikembangkan bersama LAPAN ini segera memasuki tahap uji purwarupa (test prototipe) pertama. Dalam proses uji struktur sayap, menurut dia, diberi batasan beban mencapai 100 persen, bahkan hingga terakhir atau dipatahkan untuk melihat kekuatan maksimum yang dapat ditahan oleh sayap pesawat.
Budi Santoso mengemukakan,sejumlah pengujian harus dilakukan sehingga PTDI telah membangun beberapa laboratorium, antara lain untuk avionic, sistem tenaga listrik, hidrolik dan simulator pesawat N219. "Selain untuk uji pesawat, ini bisa untuk melakukan tes teknologi apapun yang memang membutuhkan uji-uji tersebut. Kita harap proses sertifikasi berjalan lancar, dan N219 menjadi langkah awal masuk ke komersial, sehingga bisa masuk pasar 2018," ujarnya.
Berbagai pengujian, kata Budi Santoso, telah dilakukan, seperti uji kelistrikan di landasan, uji kebocoran dan uji kebersihan untuk tangki bahan bakar. Selain itu, PTDI telah menguji gigi mesin saat turun mendarat dan uji sistem kelistrikan. Proses badan pesawat secara mendasar dan sistem instalasi dasar untuk purwarupa pertama pesawat N219 saat ini masih berjalan. Selanjutnya berbagai macam uji fungsi akan dilakukan untuk memastikan setiap komponen berfungsi dengan baik.
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan pengembangan pesawat N219 adalah langkah penting industri penerbangan Indonesia. Bagi LAPAN ini sudah sesuai dengan semangat pertama lembaganya, yakni bisa membangun pesawat untuk Indonesia. Thomas berharap setelah pengembangan pesawat N219 akan dapat berlanjut ke N245 dan N270.
Pesawat N219 merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 orang dengan dua mesin turbo berbaling-baling (turbo propeller) yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan program dilakukan bersama dengan LAPAN.
ANTARA
Baca Juga:
Raja Arab Bakal Teken Kerja Sama Penanganan Radikalisme
Pelaku Bom di Bandung Sempat Minta Tahanan Densus Dibebaskan