TEMPO.CO, Colorado - Kanker pada anak seringkali menyerang korban termuda dan rata-rata kematian untuk bayi penderita kanker 2-3 kali lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya. Demikian kesimpulan para peneliti Amerika Serikat dalam Jurnal Clinical Oncology, Senin, 6 Maret.
Jiwa-jiwa muda ini biasanya berakhir sebelum mereka terdaftar dalam uji klinis yang mungkin dapat menyelamatkan nyawanya. "Seorang remaja datang dengan leukemia dan menderita kegagalan multi-organ sekitar 24 jam sebelum tim medis memulai perawatan," ujar Adam Green, peneliti di University of Colorado Cancer Center dan onkologi anakdi RS Colorado Khusus Anak. "Kita bisa belajar untuk melihat mereka ketika pengobatan masih memiliki peluang berhasil."
Para peneliti yang mendasarkan riset mereka pada basis data AS yang dikenal sebagai Surveillance, Epidemiology and End Results (SEER), mengetahui bahwa lebih dari 36.000 kasus kanker anak antara 1992 dan 2011. Dari basis data SEER, Green dan koleganya menemukan bahwa 6,2 persen anak-anak dengan leukemia myloid akut meninggal lebih awal, dibanding 1,6 persen anak-anak yang mendapat uji klinis.
Saat ini, lebih dari 80 persen anak-anak yang didiagnosa dengan kanker dapat bertahan hidup selama lima tahun. Sebanyak 555 orang-- atau 1,5 persen pasien anak-anak dalam basis data SEER – meninggal dalam waktu sebulan setelah didiagnosa kanker. Mereka yang meninggal begitu cepat umumnya berusia di bawah satu tahun.
"Bayi-bayi cenderung mendapatkan kanker yang agresif, sulit mengatakan ketika mereka sedang sakit, dan beberapa di antaranya bahkan lahir dengan kanker yang telah berkembang," kata Green.
FRANCE24 | HOTMA SIREGAR
Baca Juga:
Kanker Otak Ternyata Lebih Mengancam daripada Leukimia