TEMPO.CO, Jakarta - Facebook kini menambahkan alat baru untuk memudahkan pengguna melaporkan konten jenis “revenge porn” dan secara otomatis mencegah aksi bagi-bagi gambar porno setelah konten-konten seperti itu dilarang.
“Revenge porn” merujuk pada berbagi penyebaran gambar pornografi karena unsur dendam. Biasanya gambar ini disebarkan secara berulang di Internet tanpa persetujuan dari orang-orang yang ada digambar tersebut, baik untuk memeras ataupun mempermalukan mereka.
Praktek ini secara tidak proporsional merusak perempuan, yang kadang-kadang gambar tersebut dijadikan alat balas dendam oleh mantan pacar atau mantan pasangan. Praktek ini tidak jarang menyebabkan karir dan keluarga rusak dan bahkan berakhir dengan bunuh diri si korban.
“Ini salah dan menyakitkan. Jika Anda melaporkan kepada kami, kami sekarang menggunakan kecerdasan buatan dan pengenal gambar untuk mencegah penyebaran gambar di seluruh dunia pada platform kami,” kata pendiri Facebook Mark Zuckerberg, 5 April 2017.
Facebook pada Rabu mengumumkan alat kecerdasan buatan baru yang dapat mencegah penyebaran gambar yang merusak di media sosial itu. Korbannya mayoritas perempuan.
Pada Maret, misalnya, sebuah laporan menyebutkan ada anggota dan veteran Angkatan Laut Amerika menggunakan Facebook untuk membagikan foto privat dan telanjang dari ratusan perempuan di Korp Maninir. Kasus ini pula yang mendorong dilakukan hearing dengan Kongres dan investigasi Departeman Pertahanan.
Di Amerika Serikat dan sejumlah negara, Facebook digugat oleh orang-orang yang menyatakan bahwa perusahaan ini seharusnya melakukan hal lebih banyak lagi untuk mencegah praktek ini. Perusahaan ini pada 2015 menjelaskan bahwa penyebaran gambar untuk kepentingan “revenge porn” dilarang dan pengguna telah lama melaporkan posting gambar seperti itu sebagai pelanggaran.
Dimulai pada Rabu, pengguna jaringan sosial terbesar di dunia harus melihat opsi untuk melaporkan gambar tidak patut karena merupakan "foto telanjang saya," kata Facebook dalam sebuah pernyataan, Rabu 5 April 2017.
Perusahaan juga mengatakan telah meluncurkan proses otomatis untuk mencegah berbagi ulang gambar terlarang. Software pencocokan foto (foto-matching) akan menjaga gambar itu dari jaringan Facebook, juga Instagram dan layanan Messenger.
Pengguna yang berbagi "gambar balas dendam porno" mungkin account mereka dinonaktifkan, kata Facebook.
Menghadapi kritik dari sejumlah pihak Facebook tahun lalu bertemu dengan perwakilan dari lebih dari 150 organisasi keselamatan perempuan. “Dari pertemuan itu, kami memutuskan untuk melakukan hal yang lebih,” kata Antigone Davis, Kepala Keselamatan di Facebook.
Sekelompok terlatih karyawan Facebook akan memeriksa orang-orang yang gambarnya dilaporkan. Proses untuk mencegah berbagi ulangi gambar seks mengharuskan Facebook untuk mempertahankan gambar dilarang dalam database, meski gambar kabur dan hanya sejumlah kecil karyawan memiliki akses ke database.
REUTERS | NYTIMES | AHMAD NURHASIM