TEMPO.CO, Bandung - Ahli Geologi dari Institut Teknologi Bandung, Lambok Hutasoit, mengatakan kasus sumur warga yang ambles bergiliran di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sejak 24 April 2017 bisa diakibatkan air tanah yang naik.
Air itu sanggup menggerus dinding sumur. "Kondisi geologi daerahnya pasir lepas sehingga air bisa mengikis," katanya, Selasa, 2 Mei 2017. Pada dinding sumur bagian dalam yang tidak dibeton, kata dosen dari Kelompok Keahlian Geologi Terapan di ITB itu, air mudah mengikis lapisan tanah sumur warga.
Baca: 58 Sumur Warga Kediri Ambles, Ada Retakan di Lereng Gunung Kelud?
Lambok menduga ada dua kemungkinan penyebab amblesnya sumur warga, yaitu air tanah yang naik dan dinding beton dalam sumur tidak sampai ke dasar lubang. "Ini bukan tanah turun atau sinkhole yang umumnya terjadi di daerah berbatu kapur," ujarnya.
Dari pengalamannya mengebor di lapangan, kondisi amblesnya tanah berpasir halus bisa semakin meluas. Kasus sumur ambles tersebut berisiko melebar ke rumah warga. "Saran saya, sumurnya segera diuruk dengan tanah dan lempung," katanya.
Baca: Fenomena Sumur Ambles di Kediri, Warga Diminta Tak Konsumsi Air
Sejak Senin, 24 April 2017, sumur warga bergiliran ambles. Seperti dikutip Antara, pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kediri, Randy Agata, mengatakan fenomena sumur ambles itu meluas di dua desa, yaitu Desa Manggis dan Gadungan, Kecamatan Puncu. Tercatat, sudah ada 127 sumur yang ambles dan 117 seumur lain airnya keruh.
Pakar dan peneliti instrumen longsor dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, Adrin Tohari, mengatakan kejadian sumur ambles di Kediri, Jawa Timur, merupakan fenomena alam. Ia menduga kejadian itu muncul akibat pengikisan lapisan tanah dinding lubang sumur oleh air hujan yang mengalir di celah lapisan tersebut.
"Lapisan tanah tersebut terdiri atas partikel pasir halus yang lepas atau tidak padat, yang berasal dari erupsi gunung api muda," ujarnya.
ANWAR SISWADI