Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Temuan Tak Sengaja, Ulat Bambu Bisa Hancurkan Plastik Kresek

image-gnews
Ulat bambu melubangi plastik belanja dari supermarket Inggris yang diteliti oleh Federica Bertocchini, Institut Biomedis dan Bioteknologi di Cantabria (CSIC)Spanyol.(Sumber: Paolo Bombelli | PHYS.ORG)
Ulat bambu melubangi plastik belanja dari supermarket Inggris yang diteliti oleh Federica Bertocchini, Institut Biomedis dan Bioteknologi di Cantabria (CSIC)Spanyol.(Sumber: Paolo Bombelli | PHYS.ORG)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ulat bambu adalah hama atau parasit di sarang madu yang selalu bikin jengkel peternak lebah di Eropa. Tak terkecuali bagi Federica Bertocchini—peternak lebah amatir di Cantabria, Spanyol. Tak seperti biasanya, hari itu dia memunguti ulat-ulat tersebut dan disimpan dalam kantong plastik belanja, atau yang dikenal di sini dengan sebutan kantong kresek.

Selang beberapa jam kemudian, dia kaget bukan main. “Saya menemukan mereka berserakan di lantai. Tas plastik itu penuh lubang,” kata Bertocchini kepada Guardian. Rupanya gerombolan ulat bambu melumat kantong kresek itu. 

Penasaran, Bertocchini—yang juga ilmuwan di Institut Biomedis dan Bioteknologi di Cantabria (CSIC), Spanyol—berkolaborasi dengan koleganya, Paolo Bombelli dan Christopher Howe, di Fakultas Biokimia Universitas Cambridge, Inggris. Mereka ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan ulat-ulat itu.

Baca: Peneliti Coba Ubah Kulit Udang Jadi Plastik

Penelitian pun dilakukan. Mereka menguji coba kemampuan ulat tersebut dalam jumlah yang lebih banyak. Sekitar 100 ulat bambu dimasukkan ke dalam sebuah kantong plastik. Tak sampai 40 menit, lubang-lubang kecil di kantong kresek itu mulai terlihat. Setelah 12 jam, terjadi pengurangan massa plastik sebanyak 92 miligram.

“Jika satu enzim yang berperan terhadap proses kimia ini diperbanyak jumlahnya, tentu akan mencapai hasil maksimal,” kata Paolo Bombelli, pemimpin riset ini, dalam laporan yang diterbitkan jurnal Current Biology, pekan lalu.

Tentu saja ini kabar yang menggembirakan. Ternyata, ulat tersebut tak hanya berguna sebagai umpan pancing, tapi juga bisa mengurai polietilen (biasa dikenal dengan PE)—jenis plastik yang sulit diurai.

Plastik jenis ini—yang paling banyak dipakai di dunia—memang telah jadi masalah dalam beberapa tahun terakhir. Di Eropa saja, plastik tersebut menyumbang 40 persen dari total permintaan produksi plastik.

Namun plastik itu kerap membawa masalah karena sekitar 38 persennya dibuang di tempat sampah. Akibatnya, plastik tersebut kerap menyumbat lokasi pembuangan. 

Buruknya, plastik ini sangat sulit diurai secara kimiawi. Bahkan, ketika dalam ukuran yang lebih kecil, plastik tersebut tetap merusak ekosistem. Lingkungan menjadi korban terbesar.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nah, ulat pelumat kantong kresek ini menumbuhkan harapan. Apalagi, menurut para peneliti, ulat tersebut memiliki kemampuan mengkonsumsi plastik lebih cepat dibanding penemuan terakhir pada tahun lalu, yakni bakteri yang bisa mengurai beberapa plastik sebanyak 0,13 miligram per hari.

Rakusnya ulat-ulat ini, menurut peneliti, diduga karena mereka memiliki kemampuan dalam memecahkan ikatan kimia sejenis. “Lilin adalah polimer, semacam ‘plastik alami’, dan memiliki struktur kimia yang tidak berbeda dengan plastik kresek,” kata Bertocchini. 

Ulat bambu (wax worn) adalah larva dari ngengat lilin (Galleria mellonella) yang hidup di sarang lebah madu. Setelah menetas, ulat memakan lilin lebah, yang terdiri atas campuran beragam senyawa lipid.

Lewat analisis spektroskopi, peneliti menunjukkan ikatan kimia dalam plastik yang hancur. “Ulat-ulat itu tidak hanya memakan plastik tanpa memodifikasi susunan kimiawi. Rantai polimer di plastik benar-benar dihancurkan oleh ulat bambu ini,” kata Bombelli.

Para peneliti menduga ulat-ulat itu memproduksi sesuatu yang merusak ikatan kimia, mungkin dalam kelenjar ludah atau bakteri simbiosis di ususnya.

Penelitian mereka belum berhenti. Selanjutnya mereka mencoba dan mengidentifikasi proses-proses molekuler dalam reaksi ini. “Untuk melihat apakah kita dapat mengisolasi enzim yang bertanggung jawab itu.”

Namun, selama penelitian ini masih berlanjut, ulat-ulat tersebut sudah bisa digunakan sebagai rancangan solusi bioteknologi pada skala industri untuk mengelola limbah plastik kresek, baik di darat maupun laut.

PHYS | GUARDIAN | BBC | AHMAD NURHASIM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia