TEMPO.CO, Cambridgeshire - Astrofisikawan terkemuka asal Universitas Cambridge, Stephen Hawking, kembali mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan dan kontroversial. Seperti dilansir dalam laman situs The Weather Channel, dia menyebutkan umat manusia hanya punya waktu 100 tahun untuk mencari planet baru kalau tak ingin mengalami kepunahan atau kiamat.
Hawking akan mengeluarkan semua hasil analisisnya dalam film dokumenter terbaru, Stephen Hawking: Expedition New Earth, yang akan tayang di channel BBC. Menurut BBC, seri ini akan mengeksplorasi teori Hawking tentang umat manusia dan potensi kehancurannya. Sebelumnya, Hawking juga sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang Tuhan.
Baca Juga:
Bagi Hawking, Tuhan bukan pencipta alam semesta. Dalam bukunya yang ditulis bersama fisikawan Leonard Mlodinow, The Grand Design, Hawking menyatakan Tuhan tidak memiliki peran dalam penciptaan alam semesta.
Dia beralasan alam punya hukum sendiri, seperti gravitasi. Proses penciptaan alam semesta, menurut Hawking dalam teori Big Bang, merupakan hasil dari proses fisika. "Alam mencipta dirinya sendiri. Tak perlu memanggil Tuhan untuk membuat cetak birunya," katanya saat wawancara dengan The Times.
Baca: Stephen Hawking: Manusia Hanya Punya Waktu 100 Tahun
Tentu pernyataan tersebut menyulut reaksi dari umat beragama. Tak sedikit orang menghujat Hawking sebagai ateis.
Hawking juga meyakini bumi dan tetangga-tetangganya tidak terbentuk secara sempurna. Alasannya, jarak bumi, matahari, dan massa surya kurang meyakinkan, kecuali menimbang bukti bahwa bumi dirancang hanya untuk menyenangkan kehidupan manusia. Pemaparan Hawking ini terbilang mencengangkan dan tampak bertolak belakang dengan karya dia sebelumnya ataupun berdasarkan pemaparan ilmuwan lain.
Para ilmuwan, seperti Albert Einstein, pada dasarnya tidak mengesampingkan keterlibatan suatu unsur yang lebih tinggi ketika berhubungan dengan penciptaan alam semesta. Dalam buku A Brief History of Time, sebetulnya Hawking pun tidak mengesampingkan kemungkinan itu.
Newton, yang menciptakan teori gravitasi, pernah mengatakan penjelasan ilmiahnya hanya bisa menerangkan perilaku jagat raya, bukan pada penciptanya. “Gravitasi menjelaskan pergerakan planet-planet, tapi tidak bisa menjelaskan siapa yang menggerakkan planet-planet itu,” tulis Newton.
Baca: Stephen Hawking: Teknologi Akan Menghancurkan Kelas Menengah
Lepas dari itu semua, laman berita The Telegraph mengatakan, "Banyak pertanyaan Hawking yang kontroversial. Sebaliknya, bisa menjadi inspirasi." Hawking punya alasan lain. Dalam bukunya, dia menulis, "Penciptaan yang tiba-tiba adalah sebuah alasan akan adanya sesuatu dan mengapa alam ini ada, mengapa diri kita ada."
Sejak 1974, Hawking bekerja keras agar bisa mengawinkan dua teori dari ahli fisika modern Albert Eisntein, yakni teori relativitas, yang lebih memperhatikan masalah gravitasi dan sejumlah skala fenomena secara luas, serta teori kuantum yang membahas masalah partikel subatom.
THE TIMES | THE TELEGRAPH | THE WEATHER CHANNEL | AMRI MAHBUB