TEMPO.CO, Jakarta - Isu peretasan sejumlah situs online nasional oleh hacker sedang ramai dibicarakan dua hari ini. Setelah situs pn.negara.go.id, dan tempo.co, situs seleksi calon mahasiswa perguruan tinggi sbmptn.ac.id ikut menjadi sasaran empuk para hacker meski hanya sesaat.
Laman tempo.co diganti menggunakan Bendera Merah Putih dan keterangan "hacked by Rizieq Shihab". Di laman utama terpampang foto Pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab yang tengah berdemonstrasi dan mengangkat kepalan tangan kanannya bersama rekan-rekannya. Di bawah foto tersebut terpampang tulisan "BEBASKAN AHOK".
Baca: Situs Berita Tempo.co Diretas, Peretas Bawa Nama Rizieq
Namun, sejumlah peretasan tersebut belum ada apa-apanya ketimbang yang dilakukan empat orang dan komplotan hacker yang belakangan menjadi legenda. Siapa saja mereka?
1. Shaltai-Boltai
Pada 14 Agustus 2014, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev terkejut ketika menemukan akun Twitter resminya mencuitkan konten yang aneh. "Saya mengundurkan diri. Saya malu atas tindakan selama ini. Maaf semuanya," demikian ditulis akun resmi Medvedev.
Selanjutnya, akun tersebut menulis, "Vova, surat yang terakhir saya tulis salah. Sudah lama saya memimpikan menjadi seorang fotografer." Vova adalah nama panggilan Presiden Vladimir Putin.
Medvedev jelas tidak menulis semua itu. Biang keroknya adalah para peretas dari kelompok Anonymous International-juga dikenal dengan Shaltai-Boltai (bahasa Rusia dari karakter fiksi Humpty Dumpty). Mereka adalah kelompok hacker paling terkenal di dunia. Sejak 2014, mereka dituding telah membocorkan isi e-mail banyak pejabat dan politikus Rusia.
Baca: Peretas Rusia Dihukum Penjara 27 Tahun di AS
2. Yevgeny Bogachev
Ia berasal dari Anapa, sebuah pantai di Laut Hitam, sekitar 1.450 kilometer dari Moskow. Bogachev dituduh meretas jutaan informasi finansial milik warga Negari Abang Sam dan mendapatkan uang jutaan dolar AS dari penjualan informasi tersebut. FBI menghadiahkan US$ 3 juta untuk informasi keberadaannya.
Bogachev menciptakan virus yang sama sekali baru, yang disebut GameOver Zeus (GOZ). Ia dan kelompoknya mengembangkan virus Trojan paling kuat dalam sejarah, yang mampu menyalin informasi perbankan tanpa meninggalkan jejak. Salah satu surat kabar di Inggris menyebut Bogachev tinggal di Anapa.
Baca: Haikal Peretas 4.600 Situs, Pengamat:Jadi Hacker Tak Perlu Jenius
3. Vladimir Levin
Tahun 1994 menjadi awal dari era Internet. Mulanya, Vladimir Levin adalah seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan keamanan komersial pertama di Rusia. Belakangan, ia menjadi begitu terkenal setelah meretas sistem dari salah satu industri raksasa perbankan Amerika Serikat, yakni City Bank of America (Citibank). Dengan menggunakan laptop standar, Levin mampu membobol sistem keamanan paling canggih di dunia itu.
Levin bertindak hati-hati dengan mengirimkan uang dalam jumlah yang relatif kecil dari rekening perusahaan besar investor Citibank ke seluruh dunia. Jumlah total uang yang ia curi mencapai US$ 10.700.952. Namun tindakannya ketahuan. FBI pun mengeluarkan surat perintah penangkapan Levin.
Ia ditangkap di Bandara London saat dalam perjalanan penerbangan menuju Moskow, Rusia. Levin kemudian dibawa ke Amerika dan divonis 3 tahun penjara. Hingga hari ini, Levin menjadi simbol hacker Rusia karena menjadi yang pertama membobol keamanan global.
Baca: Dua Mata-mata Rusia Didakwa atas Peretasan 500 Juta Akun Yahoo
4. Igor Klopov
Igor Klopov, 24 tahun, lulusan ekonomi di Moscow State University, tercatat memiliki rekening sebesar US$ 1,5 juta. Namun ia bukanlah seorang miliuner. Klopov mendapatkannya dari penjualan data keuangan para miliuner Amerika Serikat.
Ya, Klopov adalah seorang hacker. Ia dan teman-teman peretasnya membobol data keuangan miliarder Amerika dan menjualnya di dunia maya. Klopov mendapatkan ganjarannya pada 2007. Saat itu, ia menyamar sebagai miliarder Charles Wyly dan mencoba membeli emas batangan senilai US$ 7 juta dengan cek palsu.
Cek tersebut terungkap ketika toko emas menghubungi bank untuk memverifikasi. Bank memberi konfirmasi bahwa Wyly tidak pernah menandatangani cek tersebut. Bank lalu menghubungi FBI, yang dengan cepat menggelar operasi untuk memikat hacker Klopov ke New York, tempat ia ditangkap. Sekarang, Klopov bekerja sebagai ahli keamanan di CyberSec, perusahaan keamanan cyber yang berbasis di New York.
AMRI MAHBUB