Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keunikan Planet Kembaran Neptunus: Atmosfer Purba, Awan yang Aneh

image-gnews
Planet kembaran Neptunus. wikipedia.org
Planet kembaran Neptunus. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Exeter - Penemuan kembaran planet Neptunus ternyata cukup mengejutkan. Musababnya, planet yang diberi label HAT-P-26b ini memiliki atmosfer yang sangat primitif, hampir seluruhnya terdiri dari hidrogen dan helium dengan uap air dan awan.

Dalam jurnal Science terbaru, tim ilmuwan yang menemukan kembaran Neptunus ini menyatakan pengungkapan planet ini sebagai terobosan penting dalam sains. "Dari sini kita bisa memahami bagaimana bentuk planet, juga bagaimana atmosfer bisa tercipta sangat variatif," demikian kata tim.

Baca: Temuan Terbaru, Bulan Planet Saturnus Berpeluang untuk Dihuni

Adalah David Sing, astrofisikawan dari Universitas Exeter, Inggris, yang melakukan studi planet ini secara terperinci bersama ilmuwan Badan Astronomi Amerika Serikat (NASA), sejak 2010. "Temuan 'kembaran' Neptunus ini membuktikan bahwa ada lebih banyak keragaman atmosfer eksoplanet," ujar Sing, seperti dikutip dari The Independent, Jumat, 12 Mei 2017. Eksoplanet adalah planet yang berada di luar galaksi.

Letaknya ada di luar galaksi Bima Sakti, tempat bumi berada. Jaraknya sekitar 430 tahun cahaya (satu tahun cahaya sama dengan 10 ribu triliun kilometer). Planet ini mengorbit pada bintang induk dalam 4,23 hari.

Baca: Indahnya Pancaran Galaksi Bima Sakti di Langit

Sing dan tim ilmuwan NASA menemukan planet ini berkat teleskop luar angkasa Hubble dan teleskop Spitzer Space. Dengan menggunakan pengamatan dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Spitzer Space Telescope, para peneliti menemukan indikasi kuat adanya air dan juga lapisan awan yang mungkin dengan riasan unik di atmosfer HAT-P-26b.

"Kami mendeteksi fitur penyerapan air yang kuat dan beberapa bukti keberadaan awan di atmosfer planet," ujar Hannah Wakeford dari Pusat Penerbangan Antariksa NASA, seperti dikutip dari Seeker.com. Uniknya, kata Wakeford, awan ini tidak terbuat dari air. Menurut dia, bahan pembuatannya jauh lebih eksotis, yakni Na2S alias Natrium sulfida.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Teleskop Hubble Temukan Galaksi Baru: Abell 370

Hal unik lainnya yang ditemukan tim adalah berlimpahnya air di atmosfer. Itu berarti ada unsur metalik yang tinggi di sana. Meski begitu, massanya lebih rendah dari perkiraan, 4,8 di bawah matahari.

Di dalam tata surya kita, jumlah metalik Jupiter lima kali lebih besar dari matahari. Jumlah metal di Saturnus 10 kali lebih besar dari matahari. Kedua planet tersebut hampir sepenuhnya terdiri dari hidrogen dan helium.

Sing, Wakeford, dan tim mengambil kesimpulan itu terjadi saat sistem tata surya baru terbentuk. Dari waktu ke waktu, saat sistem tata surya mulai stabil, planet ini bergeser menjauhi bintang induk. "Tampaknya begitu pula yang akan terjadi oleh HAT-P-26b," tulis tim dalam jurnal.

Baca: NASA Siapkan Misi Tanpa Awak untuk Singkap Awal Mula Semesta

Wakeford mengatakan, HAT-P-26b atau kembara Neptunus, adalah yang planet pertama yang terlihat berlawanan dengan sistem tata surya kita dan eksoplanet yang pernah ditemukan sebelumnya. Itu menunjukkan, kembaran Neptunus ini punya massa yang lebih rendah, tapi memiliki jumlah kandungan metalik yang tinggi. "HATP-P-26b akan menjadi penanda penting dalam memahami skenario pembentukan planet," kata Wakeford.

SCIENCE | THE INDEPENDENT | SEEKER.COM | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

9 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.


Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

10 hari lalu

Gerhana matahari total terlihat di Dallas, Texas, AS, 8 April 2024. NASA/Keegan Barber
Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

Cerita orang-orang yang menikmati dan berburu fenomena gerhana matahari total di Amerika Utara. Tetap terpukau meski sebagian terganggu awan.


Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

11 hari lalu

Pesawat jet riset WB-57 milik NASA. Foto: NASA
Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.


6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

11 hari lalu

Fenomena gerhana matahari total saat terlihat dikawasan Las Grutas, provinsi Rio Negro, Argentina, 14 Desember 2020. Gerhana matahari total dapat terlihat di Amerika Selatan, khususnya di wilayah Cile dan Argentina. REUTERS/Chiwi Giambirtone
6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari total akan terjadi pada 8 Maret 2024


Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

11 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

Gerhana matahari total akan dimulai di Sinaloa Meksiko, dan kemudian bergerak menuju arah timur laut, melewati Texas, menyeberangi 15 negara bagian AS


Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

12 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

Gerhana matahari ini dimulai di Sinaloa, Meksiko dan bergerak arah timur laut, ke Texas, dan melintasi 15 negara bagian AS sebelum berakhir di Kanada


Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

12 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

NASA telah mengumumkan akan terjadi gerhana matahari total pada 8 April 2024. Berikut lokasinya.


4 Fakta Gerhana Matahari 8 April, Jadi Pembatas Akhir Ramadan dan Awal Syawal 1445 H

16 hari lalu

Gerhana Matahari Total di Biak, Papua, pada Kamis 20 April 2023. Astrofotografer dari Planetarium Jakarta harus berkejaran dengan awan sebelum berhasil mengabadikannya. FOTO/Planetarium dan Observatorium Jakarta
4 Fakta Gerhana Matahari 8 April, Jadi Pembatas Akhir Ramadan dan Awal Syawal 1445 H

Ramadan tahun 2024 akan diakhiri dengan fenomena gerhana. Bulan Syawal akan dimulai setelah gerhana tersebut.


Top 3 Tekno: Aktivitas Perusahaan Sukanto Tanoto di IKN, Deforestasi Kalimantan, Bencana Akibat Penggundulan Hutan

29 hari lalu

Presiden Joko Widodo meninjau langsung progres pembangunan Kantor Presiden di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur, Jumat, 1 Maret 2024. Presiden Jokowi mengecek pembangunan infrastruktur yang kini telah mencapai 74 persen tersebut. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Top 3 Tekno: Aktivitas Perusahaan Sukanto Tanoto di IKN, Deforestasi Kalimantan, Bencana Akibat Penggundulan Hutan

Tiga artikel terkait IKN menjadi Top 3 Tekno Tempo pada hari ini. Berita terpopuler mengenai aktivitas perusahaan milik Sukanto Tanoto di IKN.


Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

31 hari lalu

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.