TEMPO.CO, California - Mati listrik sekarang tidak perlu khawatir karena ada energi terbarukan dari Mercedes-Benz Energy, yakni baterai cahaya matahari. Mulai akhir tahun ini, rumah-rumah di Amerika Serikat tetap bisa terang dan lemari es tetap bisa mengawetkan makanan kendati listrik mati. Solusi itulah yang ditawarkan perusahaan Mercedes-Benz Energy.
Maaf, peralatan ini bukanlah mesin genset yang harus diisi solar dan bunyinya berisik. Alat dari Jerman tersebut berupa baterai penyimpanan energi yang dikumpulkan dari tenaga surya, yang lebih dulu ditampung melalui panel surya yang ada di atap rumah.
Panel surya yang terdiri atas sel silikon yang disinari matahari itu menghasilkan photon yang membangkitkan arus listrik. Penyusunan jumlah modul, seri atau paralel, akan menentukan besarnya total energi listrik yang dihasilkan, yang kemudian disimpan di dalam baterai itu.
Baca: Cerita Listrik dari Kincir Angin dan Ekonomi Warga Pantai
Kegunaan baterai yang berukuran sebesar koper ini persis seperti pada ponsel. Dia menjadi sumber energi untuk menghidupkan ponsel dalam beberapa rentang waktu. Bila irit, baterai itu akan tahan lama. Sebaliknya, bila terbilang aktif, boros jugalah listrik pada baterai tersebut.
Dalam hal ini, home battery istilahnya, tidak saja bekerja sebagai cadangan jika jaringan listrik mati, tapi juga memungkinkan pengguna memaksimalkan energi matahari. Sistem tersebut dapat menyimpan energi pada siang hari untuk digunakan kemudian, saat matahari terbenam dan tingkat pemakaian energi sering meningkat.
Baca: Pengusaha Tolak Tarif Baru Energi Bersih
Bukan barang baru memang. Tesla lebih dulu hadir di sana dengan produk terbarunya, PowerWall 2. Selain itu, ada produk lain, di antaranya XStorage dari Nissan, SimpliPhi Power, dan Chem RESU keluaran LG. Namun, dengan masuknya Mercedes, yang rencananya memulai pada kuartal kedua tahun dan dimulai di California, ini bisa jadi tonggak tren pemakaian baterai rumah tersebut menjadi marak.
Baterai rumah asal Jerman ini memang harus menunggu waktu pas untuk masuk ke Amerika Serikat. Sebelumnya, perusahaan induk Mercedes, Daimler, telah menjual baterai rumah di Jerman dan Inggris sejak 2015. Perusahaan itu akhirnya datang ke negeri tersebut seraya menyebut Amerika Serikat sebagai pasar utama pembangkit energi ramah lingkungan itu.
Produsen baterai ini berkongsi dengan perusahaan panel matahari Vivint Solar, yang dimulai ketika CEO kedua perusahaan bertemu awal tahun ini dalam Consumer Electronic Show di Las Vegas, Amerika Serikat. Boris von Bormann dari Mercedes dan David Bywater bicara serius tentang produk mereka masing-masing. Mercedes sendiri punya baterai yang sebelumnya digunakan dalam produk otomotifnya.
Baca: Dua Kendala Ini Hambat Pengembangan Energi Baru Terbarukan
Kemitraan keduanya berkembang dari pertemuan itu. Mercedes menyediakan baterai, sementara Vivint Solar dengan panel solarnya.
Perusahaan ini berencana menjual paket dasar 2,5 kWh seharga $ 5.000 saat dipasangkan dengan panel surya. Sedangkan sistem baterai 20 kWh, jumlah yang cukup untuk memberi asupan energi lemari es selama sepekan, dijual sekitar $ 13 ribu. Harga itu sudah termasuk biaya pemasangan.
Von Bormann mengaku tidak khawatir dengan persaingan yang dihadapinya, terutama dengan Tesla. "Pasar cukup besar. Tidak perlu adanya mentalitas hiu di luar sana untuk meraih pangsa pasar orang lain," kata Von Bormann kepada The Verge, 18 Mei lalu.
Tesla memang sudah lebih dulu masuk pasar ini. Powerwall 2 dari Tesla seharga US$ 5.500 memiliki kapasitas 13,5 kWh, dan pelanggan dapat membeli hingga 10 dari Tesla untuk disesuaikan dengan kebutuhan. Tak hanya itu, baterai rumah buatan Tesla pun bisa dipakai untuk mengisi daya mobil listrik bikinannya.
Baca: Google Targetkan Penggunaan 100 Persen Energi Terbarukan
Bukan hanya persaingan sebenarnya. Ada faktor lain yang kurang menyenangkan. Meski minat masyarakat di sana terhadap energi matahari terus tumbuh, ada kendala dalam kebijakan pemerintah Amerika Serikat di bawah Donald Trump terhadap industri ini.
Meski demikian, Von Bormann tetap optimistis soal energi terbarukan yang berbentuk baterai cahaya matahari ini. "Sel surya masuk akal. Tidak peduli di mana Anda berdiri, di sisi mana dari lorong, semoga, pada suatu saat, akal sehat akan menang."
THE VERGE | UBERGIZMO | TECH CRUCH | AHMAD NURHASIM