Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mercedes Bikin Energi Terbarukan, Baterai Cahaya Matahari

image-gnews
Mercedes-Benz Logo (autoevolution.com)
Mercedes-Benz Logo (autoevolution.com)
Iklan

TEMPO.CO, California - Mati listrik sekarang tidak perlu khawatir karena ada energi terbarukan dari Mercedes-Benz Energy, yakni baterai cahaya matahari. Mulai akhir tahun ini, rumah-rumah di Amerika Serikat tetap bisa terang dan lemari es tetap bisa mengawetkan makanan kendati listrik mati. Solusi itulah yang ditawarkan perusahaan Mercedes-Benz Energy.

Maaf, peralatan ini bukanlah mesin genset yang harus diisi solar dan bunyinya berisik. Alat dari Jerman tersebut berupa baterai penyimpanan energi yang dikumpulkan dari tenaga surya, yang lebih dulu ditampung melalui panel surya yang ada di atap rumah.

Panel surya yang terdiri atas sel silikon yang disinari matahari itu menghasilkan photon yang membangkitkan arus listrik. Penyusunan jumlah modul, seri atau paralel, akan menentukan besarnya total energi listrik yang dihasilkan, yang kemudian disimpan di dalam baterai itu.

Baca: Cerita Listrik dari Kincir Angin dan Ekonomi Warga Pantai

Kegunaan baterai yang berukuran sebesar koper ini persis seperti pada ponsel. Dia menjadi sumber energi untuk menghidupkan ponsel dalam beberapa rentang waktu. Bila irit, baterai itu akan tahan lama. Sebaliknya, bila terbilang aktif, boros jugalah listrik pada baterai tersebut.

Dalam hal ini, home battery istilahnya, tidak saja bekerja sebagai cadangan jika jaringan listrik mati, tapi juga memungkinkan pengguna memaksimalkan energi matahari. Sistem tersebut dapat menyimpan energi pada siang hari untuk digunakan kemudian, saat matahari terbenam dan tingkat pemakaian energi sering meningkat.

Baca: Pengusaha Tolak Tarif Baru Energi Bersih

Bukan barang baru memang. Tesla lebih dulu hadir di sana dengan produk terbarunya, PowerWall 2. Selain itu, ada produk lain, di antaranya XStorage dari Nissan, SimpliPhi Power, dan Chem RESU keluaran LG. Namun, dengan masuknya Mercedes, yang rencananya memulai pada kuartal kedua tahun dan dimulai di California, ini bisa jadi tonggak tren pemakaian baterai rumah tersebut menjadi marak.

Baterai rumah asal Jerman ini memang harus menunggu waktu pas untuk masuk ke Amerika Serikat. Sebelumnya, perusahaan induk Mercedes, Daimler, telah menjual baterai rumah di Jerman dan Inggris sejak 2015. Perusahaan itu akhirnya datang ke negeri tersebut seraya menyebut Amerika Serikat sebagai pasar utama pembangkit energi ramah lingkungan itu.

Produsen baterai ini berkongsi dengan perusahaan panel matahari Vivint Solar, yang dimulai ketika CEO kedua perusahaan bertemu awal tahun ini dalam Consumer Electronic Show di Las Vegas, Amerika Serikat. Boris von Bormann dari Mercedes dan David Bywater bicara serius tentang produk mereka masing-masing. Mercedes sendiri punya baterai yang sebelumnya digunakan dalam produk otomotifnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Dua Kendala Ini Hambat Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Kemitraan keduanya berkembang dari pertemuan itu. Mercedes menyediakan baterai, sementara Vivint Solar dengan panel solarnya.

Perusahaan ini berencana menjual paket dasar 2,5 kWh seharga $ 5.000 saat dipasangkan dengan panel surya. Sedangkan sistem baterai 20 kWh, jumlah yang cukup untuk memberi asupan energi lemari es selama sepekan, dijual sekitar $ 13 ribu. Harga itu sudah termasuk biaya pemasangan.

Von Bormann mengaku tidak khawatir dengan persaingan yang dihadapinya, terutama dengan Tesla. "Pasar cukup besar. Tidak perlu adanya mentalitas hiu di luar sana untuk meraih pangsa pasar orang lain," kata Von Bormann kepada The Verge, 18 Mei lalu.

Tesla memang sudah lebih dulu masuk pasar ini. Powerwall 2 dari Tesla seharga US$ 5.500 memiliki kapasitas 13,5 kWh, dan pelanggan dapat membeli hingga 10 dari Tesla untuk disesuaikan dengan kebutuhan. Tak hanya itu, baterai rumah buatan Tesla pun bisa dipakai untuk mengisi daya mobil listrik bikinannya.

Baca: Google Targetkan Penggunaan 100 Persen Energi Terbarukan

Bukan hanya persaingan sebenarnya. Ada faktor lain yang kurang menyenangkan. Meski minat masyarakat di sana terhadap energi matahari terus tumbuh, ada kendala dalam kebijakan pemerintah Amerika Serikat di bawah Donald Trump terhadap industri ini.

Meski demikian, Von Bormann tetap optimistis soal energi terbarukan yang berbentuk baterai cahaya matahari ini. "Sel surya masuk akal. Tidak peduli di mana Anda berdiri, di sisi mana dari lorong, semoga, pada suatu saat, akal sehat akan menang."

THE VERGE | UBERGIZMO | TECH CRUCH | AHMAD NURHASIM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ragam Respons Atas Resolusi DK PBB Agar Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan

5 jam lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akhirnya menyetujui resolusi gencatan senjata segera antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Ragam Respons Atas Resolusi DK PBB Agar Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan

Resolusi DK PBB ini disahkan dengan skor 14-0 usai Amerika Serikat abstain, tidak menggunakan hak vetonya.


WNI Disebut Jadi Kapten Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Ini Penjelasan Kemlu

16 jam lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
WNI Disebut Jadi Kapten Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Ini Penjelasan Kemlu

Kementerian Luar Negeri menjelaskan ihwal WNI yang disebut menjadi kapten kapal yang menabrak jembatan di Baltimore, Amerika Serikat.


Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

21 jam lalu

Puluhan demonstran pro-Palestina mengangkat telapak tangan mereka saat rapat Kongres Amerika Serikat di Capitol Hill, Washington, AS, 31 Oktober 2023. Puluhan demonstran pro-Palestina menyerbu rapat Kongres Amerika Serikat yang tengah membahas bantuan dana untuk Israel yang masih berperang dengan Hamas. REUTERS/Kevin Lamarque
Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

55% warga Amerika Serikat tidak menyetujui respons militer Israel ke Gaza, menurut jajak pendapat terbaru Gallup


Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

23 jam lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI


Fun Run Ramadan Meriahkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Amerika Serikat dan Indonesia

1 hari lalu

@america pada 23 Maret 2024, untuk pertama kalinya mengadakan kegiatan
Fun Run Ramadan Meriahkan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Amerika Serikat dan Indonesia

@america menggelar acara fun run yang diselenggarakan menjelang buka puasa dalam rangka 75 tahun hubungan diplomatik Amerika dan Indonesia


USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

1 hari lalu

Warga saat melakukan pemeriksaan Rontgen Thorax saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC


BKPM Sebut Perusahaan AS Tertarik Pakai Perut Bumi Indonesia untuk Carbon Capture and Storage

1 hari lalu

Teknologi Carbon Capture and Storage. ftmm.unair.ac.id
BKPM Sebut Perusahaan AS Tertarik Pakai Perut Bumi Indonesia untuk Carbon Capture and Storage

Perusahaan minyak dan gas dari Singapura dan Amerika sudah tertarik berinvestasi ke carbon capture and storage (CSS) di Indonesia.


Simak Daftar Grammy Awards yang Diraih Mariah Carey dalam 4 Dekade

1 hari lalu

Mariah Carey. Instagram.com/@mariahcarey
Simak Daftar Grammy Awards yang Diraih Mariah Carey dalam 4 Dekade

Mariah Carey disebut sebagai Songbird Supreme oleh Guinness World Records, ia terkenal dengan jangkauan vokalnya cukup tinggi, mencapai lima oktaf.


Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

1 hari lalu

Teluk Oman telah melihat serangan drone lapis baja sebelumnya - pada tahun 2021 serangan Iran yang diduga menghantam kapal tanker Mercer Street. REUTERS
Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

Filipina mengatakan pada Rabu 27 Maret 2024 bahwa Iran telah membebaskan 18 awak kapal tanker minyak warga Filipina yang disita di Teluk Oman


Singapura Kirim Tim Bantu Investigasi Jembatan Ambruk di Baltimore

1 hari lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
Singapura Kirim Tim Bantu Investigasi Jembatan Ambruk di Baltimore

Biro Investigasi Keselamatan Transportasi Singapura mengirimkan tim penyelidik untuk membantu penyelidikan jembatan ambruk di Baltimore, AS