TEMPO.CO, Coolangatta - Berita sains hari ini dimulai dengan temuan baru soal perempuan yang lebih banyak mendengkur ketimbang laki-laki. Fakta tersebut diungkap oleh ilmuwan Australia. Dalam studi yang terbit di Journal of Clinical Sleep Medicine edisi Mei 2017 itu menyatakan perempuan memiliki potensi lebih besar terkena gangguan tidur dan mendengkur ketimbang laki-laki.
Para peneliti juga menyebutkan perempuan cenderung mengalami masalah dengan memori dan konsentrasi lantaran serangan kantuk pada siang hari. "Kaum hawa cenderung lebih terpengaruh oleh gejala dan dampak yang ditimbulkan oleh mendengkur dan kantuk pada siang hari," ujar John Malouf, pendiri klinik SleepGP di Coolangatta, Australia, yang juga anggota studi, seperti dikutip dari laman berita Live Science, awal pekan ini.
Baca: Hasil Riset Terbaru: Beda Anak Beda Kasih Sayang
Dalam studi berjudul "How Do Sleep-Related Health Problems Affect Functional Status According to Sex?" itu, Malouf dan rekannya, Allegra Boccabella, menganalisis data dari 750 pasien dewasa di Australia. Semua pasien tersebut mencari perawatan medis pada masalah tidur antara April 2013 dan Januari 2015.
Malouf dan Boccabella melihat catatan medis dan memberikan kuesioner kepada mereka. Pertanyaan kuesioner tersebut berkutat seputar tidur dan gangguannya.
Misalnya, "Apakah Anda pernah mengalami kesulitan tidur?" Atau, "Apakah Anda pernah merasa sangat lelah dan mengantuk pada siang hari?" dan "Apakah Anda mengalami kesulitan konsentrasi pada siang hari karena serangan kantuk yang sangat hebat?"
Malouf dan Boccabella juga menanyakan apakah pasangan orang yang menjadi responden penelitian itu mendengkur. Hasilnya cukup mengejutkan, sepertiga dari pasien menyatakan bahwa mereka mengalami masalah tidur dan ngorok pada malam hari. Uniknya, hal itu lebih sering terjadi pada perempuan.
Baca: Puasa Menguatkan 5 Kecerdasan Emosi
Perbandingannya sangat jauh. Perempuan lebih unggul 73 persen berbanding 27 persen. Selain itu, para pasien perempuan melaporkan lebih banyak masalah pada siang hari. Jumlahnya mencapai 77 persen perempuan ketimbang laki-laki yang 66 persen.
Soal konsentrasi saat bekerja karena serangan kantuk, perempuan jugalah yang berdampak paling signifikan. Jumlahnya mencapai 89 persen dan pria 74 persen. Adapun 80 persen perempuan mengatakan mengantuk pada siang hari menyebabkan masalah ingatan, ketimbang pria sebesar 58 persen.
"Memang, kami belum menemukan penyebab kenapa masalah gangguan tidur dan ngorok lebih banyak menyerang perempuan ketimbang laki-laki," ujar Boccabella, seperti dikutip dari laman berita Science Daily. Hal inilah yang akan mereka eksplorasi lebih lanjut.
Baca: Kulit Tomat dan Cangkang Telur Dapat Diubah Menjadi Ban
Beberapa penelitian sebelumnya, yang tidak terkait dengan studi Boccabella dan Malouf, menunjukkan bahwa faktor hormonal berperan dalam hal itu. Perbedaan anatomi dan fisiologis antara laki-laki dan perempuan mungkin juga sedikit-banyak bertanggung jawab atas masalah dengkuran.
Meski demikian, masalah tidur dan ngorok pada perempuan tidak begitu berdampak terhadap pasangannya. Sebaliknya yang terjadi pada laki-laki. "Perempuan akan terbangun saat mendengar dengkuran pasangannya," ujar Boccabella. Yang terakhir ini setidaknya bisa jadi kabar bahagia untuk para perempuan.
Baca: Kebutuhan Makan Laba-laba Setara Konsumsi Daging dan Ikan Manusia
JOURNAL OF CLINIC MEDICINE | LIVE SCIENCE | SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB