TEMPO.CO, Jakarta - Pionir Internet, Yahoo, menutup operasinya selama dua dekade sebagai perusahaan independen pada Selasa, 13 Juni 2017, dengan merampungkan penjualan aset online inti mereka kepada raksasa telekomunikasi Verizon.
CEO Yahoo Marissa Mayer mengundurkan diri, seperti yang sudah diduga, saat Verizon merampungkan kontrak US$ 4,48 miliar (sekitar Rp 59,5 triliun). Dengan proses ini, operasi Internet Yahoo terintegrasi dengan sebuah unit baru yang disebut Oath, yang juga mencakup AOL.
Baca Juga:
Tim Armstrong, mantan CEO AOL, saat ini memegang posisi yang sama di Oath, sebuah divisi di organisasi media dan telematika Verizon. "Kami akan membangun brand masa depan menggunakan teknologi besar, konten tepercaya, dan data berbeda,” ujar Armstrong.
"Kami memiliki brand konsumen yang mendominasi di bidang berita, olahraga, keuangan, teknologi, dan hiburan, serta gaya hidup ditambah dengan platform teknologi periklanan kami yang unggul di pasar," kata Armstrong. "Sekarang, setelah kontrak itu dirampungkan, kami sangat bersemangat menerapkan fokus kami untuk menjadi perusahaan terbaik bagi media konsumen, juga mitra terbaik bagi mitra periklanan, konten, dan penerbit."
Oath mencakup sejumlah operasi media digital lain, termasuk HuffPost, yang sebelumnya dikenal dengan nama Huffington Post, demikian AFP.
ANTARA