Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Remehkan Ransomware Petya, Cara Infeksinya Sungguh Hebat

image-gnews
Petya Ransomware. (Foto: thehackernews.com)
Petya Ransomware. (Foto: thehackernews.com)
Iklan

TEMPO.CO, Florida - Setelah WannaCry, sekarang ransomware Petya menyerang jaringan komputer global. Virus ini mulai menyerang sejak, Selasa pagi.

Seperti dilansir laman berita Reuters, Rabu, 28 Juni 2017, sudah banyak yang menjadi korban. Di antaranya, yaitu perusahaan minyak di Rusia, bank-bank di Ukraina, pabrik cokelat di Australia, dan perusahaan pengelola peti kemas di India.

Jaringan sistem komputer tersebut lumpuh. Agar bisa mengaktifkannya kembali perusahaan harus membayar tebusan sebesar US$ 300, atau setara Rp 4 juta.

Baca: Serangan Ransomware Petya, Ini Imbauan Lembaga Sandi Negara

"Serangan siber dapat menghancurkan kita dengan mudah ketimbang serangan militer secara fisik," ucap bos perusahaan keamanan digital Secure Ideas, Kevin Johnson.

Seperti WannaCry, ransomware Petya alias GoldenEye ini mengunci akses ke data apapun pada komputer yang menggunakan sistem operasi Windows.

Menurut Johnson, seluruh komputer Windows bisa berpotensi terinfeksi ransomware Petya. Termasuk, kata dia, komputer yang sudah diupdate. Dia menjelaskan, virus ini masuk melalui WMIC (Windows Management Instrumentation Command Line) dan PSEXEs, penghubung ke jaringan Internet untuk Windows.

Baca: Hacker Pakai Ransomware Petya, Rudiantara: Selalu Backup Data

Ransomware Petya hanya butuh satu komputer yang punya akses administrator untuk masuk ke dalam jaringan. Selain itu, virus ini juga bisa menyebar melalui e-mail phising.

Namun, menurut dia, jangan terlalu banyak berharap dengan antivirus meski sudah update. Sebab, ransomware Petya akan selalu mengubah dirinya agar menghindari deteksi. "Yang penting adalah selalu backup data Anda," ujar Johnson.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam dua hari ini, di media sosial Twitter banyak orang yang mengunggah foto komputer mereka yang terinfeksi.

Teks yang ditampilkan hacker berbunyi begini, "Jika Anda melihat ini, file Anda sudah tidak bisa diakses kembali. Tapi jangan buang waktu Anda untuk memulihkan file karena tak ada yang bisa selain kami."

Baca: Berita Teknologi Terbaru: Serangan Hacker Pakai Ransomware Petya

Salah satu korban ransomware Petya adalah perusahaan kilang minyak milik Rusia, Rosneft. "Kami diserang dua jam yang lalu, kami harus mematikan semua komputer agar virus tidak semakin menyebar," kata juru Kyivenergo Power Company. "Kami menunggu izin dari Dinas Keamanan Ukraina (SBU) untuk mengaktifkannya kembali."

Ada laporan bahwa hacker juga menyerang Bank Nasional Ukraina (NBU) dan Oschabank menggunakan Petya. Selain itu, ada juga perusahaan raksasa di dunia yang dikabarkan diserang Petya. Juga, pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl.

Baca: Flashpoint Temukan Kaitan Ransomware WannaCry dan Cina Selatan

Simak perkembangan serangan ransomware Petya di kanal Tekno Tempo.co.

THE HACKER NEWS | REUTERS | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

11 jam lalu

Puluhan aktivis pembela HAM dan tokoh masyarakat bersama Amnesty International Indonesia menggelar aksi unjuk rasa Menolak Kejahatan Kemanusian di Gaza di depan Kedubes AS, Jakarta, Jumat 27 Oktober 2023. Dalam aksinya para aktivis menyerukan negara-negara sekutunya seperti Amerika Serikat harus didesak untuk memastikan Israel menghentikan serangan besar-besaran ke Gaza sekaligus mengakhiri penindasan sistem Apartheid kepada warga Palestina. TEMPO/Subekti.
Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

Polisi menangkapi mahasiswa di New York University yang berunjuk rasa mendukung Palestina.


11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

1 hari lalu

Orang-orang berjalan di Lapangan Naqsh-e Jahan, setelah laporan serangan Israel ke Iran, di Provinsi Isfahan, Iran 19 April 2024. Rasoul Shojaie/IRNA/WANA
11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.


Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

1 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.


Kilas Balik Lahirnya Hari Bumi pada 22 April yang Ditetapkan Mulai 1970

1 hari lalu

Sejumlah penari menari pada peringatan Hari Bumi di Taman Hutan Raya Juanda, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis 22 April 2021. Tujuh orang penari yang berasal dari sanggar tari Bongkeng Art Space membawakan tarian alam selama tujuh jam tanpa henti untuk memperingati Hari Bumi. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Kilas Balik Lahirnya Hari Bumi pada 22 April yang Ditetapkan Mulai 1970

Kilas balik Hari Bumi yang lahir dari kepedulian Senator Amerika Serikat dan gerakan mahasiswa tahun 1970-an.


AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

1 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

PM Israel Benjamin Netanyahu akan melawan sanksi apa pun yang menargetkan unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.


Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah


Kilas Balik Peresmian Perpustakaan Digital Dunia

1 hari lalu

Ilustrasi Perpustakaan. TEMPO/Jacky Rachmansyah
Kilas Balik Peresmian Perpustakaan Digital Dunia

Tujuan lain dari dibentuknya perpustakaan digital dunia ini adalah membuat koleksi karya penting dari seluruh dunia secara digital.


Top 3 Dunia: Presiden Iran yang Diduga Keturunan Yahudi hingga Israel Minta Bantuan Senjata ke AS

1 hari lalu

Mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad. AP
Top 3 Dunia: Presiden Iran yang Diduga Keturunan Yahudi hingga Israel Minta Bantuan Senjata ke AS

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 21 April 2024 masih berkutat seputar konflik terbaru Iran-Israel.


Jalan Panjang Negara Palestina Jadi Anggota Penuh PBB Kembali Terhenti

2 hari lalu

Duta Besar Aljazair untuk PBB Sofiane Mimouni berbicara sebelum pemungutan suara mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di markas besar PBB di New York, AS, 20 Februari 2024. REUTERS/Mike Segar
Jalan Panjang Negara Palestina Jadi Anggota Penuh PBB Kembali Terhenti

Sebagian besar negara di dunia termasuk negara-negara anggota OKI, Liga Arab, Gerakan Non-Blok, dan ASEAN telah mengakui keberadaan Negara Palestina.