TEMPO.CO, San Francisco - Peretas telah mencairkan lebih dari US$ 143 ribu (sekitar Rp 1,9 miliar) dari bitcoin terkait ransom yang dibayar menyusul serangan cyber ransomware WannaCry beberapa bulan lalu.
Baca: Cegah WannaCry dan Petya, Periksa Komputer dengan Alat Ini
Pada bulan Mei, serangan cyber kolosal mengunci file di komputer milik bisnis, entitas pemerintah, dan National Health Service Inggris. Serangan berlanjut pada ratusan ribu komputer di seluruh dunia. Korban diminta untuk melakukan pembayaran uang tebusan sebesar US$ 300 untuk membuka file mereka.
Pembayaran bitcoin dilakukan oleh korban serangan ransomware WannaCry yang berjumlah total 52,2 BTC (sekitar US$ 143 ribu). Penarikan itu dilakukan dari dompet online kemarin malam.
Hal ini dikonfirmasi oleh Elliptic, sebuah startup berbasis di London yang membantu pihak berwenang penegak hukum melacak penjahat yang menggunakan mata uang kripto (cryptocurrency).
Penarikan terakhir dari uang virtual itu dilakukan pada pukul 03:25 dinihari Kamis, menurut Elliptic.
Tom Robinson, pendiri Elliptic, mengatakan bahwa perusahaan itu percaya bitcoins yang ditarik sedang dikonversi ke dalam mata uang kripto terpisah.
"Kami mengikuti pergerakan dana yang dikirim keluar dari dompet WannaCry," kata Robinson kepada CNBC melalui email, Kamis 3 Agustus 2017.
"Kami percaya beberapa dana ini sedang diubah menjadi Monero, mata uang kripto privasi. Kami terus bekerja sama dengan penegak hukum untuk mendukung upaya mereka dalam melacak kepemilikan dana ini."
Baca: Mayoritas Korban Ransomware Wannacry Jalankan Windows 7
Saldo semua dompet yang terkait dengan serangan ransomware WannaCry sekarang dalam posisi nol.
CNBC | ERWIN Z