Di Balik Hilangnya Pohon Besar Legendaris di Yosemite

Reporter

Editor

Selasa, 4 Agustus 2009 20:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hilangnya pohon-pohon besar di Taman Nasional Yosemite 100 tahun terakhir ini disebabkan oleh iklim yang menghangat. Para peneliti menganalisis data dari catatan awal kepadatan pohon besar pada 1932-1936. Kemudian, membandingkannya dengan data terbaru 1988 hingga 1999. Mereka menemukan data bahwa sejumlah pohon berdiameter besar--dengan diameter lebih dari sekitar 92 sentimeter--berkurang 24 persen selama jangka waktu tersebut.

Studi ini tidak menyelidiki penyebab penurunan tersebut. "Namun, kami mempertimbangkan bahwa perubahan iklim kemungkinan menyumbang penurunan ini," kata Jan van Wagtendonk, koordinator tim peneliti yang menulis hasil studi ini di jurnal Forest and Management edisi terbaru.

Menurut Jan, naiknya suhu menyebabkan musim kemarau berkepanjangan dan menurunkan gumpalan salju yang selama ini menyediakan air untuk pertumbuhan. Selain itu, kata dia, musim kemarau yang panjang mengurangi pertumbuhan pohon dan kemampuannya menolak serangga serta kuman penyakit lainnya.

Umur pohon besar biasanya lebih tua daripada pohon kecil dan memiliki peran penting di dalam hutan. Antara lain sebagai habitat bagi banyak tanaman dan binatang serta sebagai sumber bibit bagi lingkungan sekitar. Selain itu, dapat bertahan dari kebakaran, wabah serangga, dan dampak lingkungan lainnya ketimbang pohon-pohon kecil.

"Meski persentase pohon-pohon berdiameter besar di hutan cuma sebagian kecil, pengaruhnya sangat besar bagi komunitas sekitar selama berabad-abad," kata para ahli dalam jurnal tersebut.

Pohon-pohon besar sangat penting sebagai habitat bagi burung hantu, lumut, anggrek, musang, dan hewan karnivora lainnya, yang beberapa di antaranya terancam punah. Banyak spesies lain juga memiliki sarang pada batang dan cabang pohon besar.

Para ilmuwan mendeteksi perubahan yang umumnya terjadi pada sejumlah spesies pohon. Pada beberapa hutan yang tidak mengalami kebakaran untuk waktu yang lama, mereka mengukur ketidaktoleranan sejumlah pohon seperti pohon cemara putih dan kemenyan. Mereka menemukan sedikitnya jumlah pohon yang toleran terhadap api seperti cemara ponderosa.

Kecenderungan ini agak mencemaskan karena kebakaran hutan dapat sering terjadi akibat temperatur yang semakin panas. "Kami harus menyadari bahwa kebakaran hutan akan lebih sering dan parah di Taman Nasional Yosemite yang baru beralih ke pepohonan yang tidak toleran terhadap api," ujar van Wagtendonk. Di sisi lain, udara yang semakin panas membawa kondisi kering.

Livescience |

Berita terkait

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Selengkapnya

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?

Baca Selengkapnya

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.

Baca Selengkapnya

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.

Baca Selengkapnya