Inilah Teknologi Komputer Pemangkas Karbon

Reporter

Editor

Kamis, 21 Januari 2010 15:14 WIB

Pameran Komputer tahunan di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, Jumat (31/7). Ribuan produk-produk IT mulai dari komputer, kamera dan PDA ada di pameran ini. AP Photo/Lai Seng Sin
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kajian yang dibuat Sir Nicholas Stern pada 30 Oktober 2006 menyentak perhatian dunia. Mantan Kepala Ekonom Bank Dunia ini menyebut perubahan iklim bakal jadi kegagalan pasar terbesar di dunia dan perekonomian menderita pukulan serius andaikata komunitas internasional terlambat mengambil keputusan.

"Masih ada waktu untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim jika kita mengambil tindakan tegas sejak sekarang," begitu salah satu rekomendasi Kajian Stern setebal 579 halaman. Dia mengusulkan adanya kebijakan perdagangan karbon, perjanjian internasional, dan penerapan teknologi baru.

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) jadi salah satu solusi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. European Telecoms Network Operations dan World Wildlife Fund pada 2007 membuat kajian berjudul "ICT for CO2 Reductions". Laporan ini menjelaskan penggunaan TIK dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap efisiensi energi, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja.

TIK juga dapat mengurangi kebutuhan dalam perjalanan dan transportasi barang. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi dengan membiarkan orang bekerja lebih fleksibel dan digitalisasi, yang mampu menurunkan emisi karbon. Laporan itu menjabarkan peta jalan sektor TIK hingga 2010 dan 2020. Target 2010 adalah penggunaan TIK mengurangi emisi CO2 sebanyak 50 juta ton. Berikut ini sejumlah fakta tentang TIK dan perubahan iklim.

1. Video conferencing: jika 20 persen dari perjalanan bisnis di Uni Eropa digantikan oleh video conferencing, ini akan menghemat 22,3 juta ton CO2.

2. Audio conferencing: jika 50 persen dari pekerja Uni Eropa mengganti satu pertemuan dengan satu konferensi audio setahun, akan menyelamatkan 2,2 juta ton CO2.

3. Flexi-work: jika 10 persen dari workforce Uni Eropa menjadi pekerjaan yang fleksibel, dapat menyelamatkan 22,17 juta ton CO2 per tahun.

4. Online penagihan: jika 100 juta pelanggan menerima tagihan telepon secara online, akan menghemat 109.100 ton CO2.

5. Pajak berbasis web: 193 juta pajak berbasis web akan menghemat 195 ribu ton CO2.

UNTUNG WIDIYANTO

Berita terkait

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Selengkapnya

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?

Baca Selengkapnya

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.

Baca Selengkapnya

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.

Baca Selengkapnya