Padi Baru dari Darmaga

Reporter

Editor

Selasa, 12 Oktober 2010 22:15 WIB

TEMPO Interaktif, Bogor - Ramping dan panjang, begitulah bentuk bulir dua varietas padi baru yang diluncurkan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada awal Oktober ini. Bentuk yang diperoleh lewat hasil seleksi yang terprogram itu disesuaikan dengan kultur petani sawah pasang-surut Kalimantan yang fanatik menanam jenis padi lokal Siam yang ramping dan panjang.

Dua varietas padi rawa itu dilepas dengan nama IPB 1R Dadahup dan IPB 2R
Bakumpai, hasil kerja sama antara peneliti IPB, Pemerintah Kabupaten
Kapuas, Kalimantan Tengah, dan Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan
Selatan. "Kami sengaja mempertahankan bentuk bulir padi karena tuntutan pasar di daerah tersebut," kata Hajrial Aswidinnoor, peneliti padi dari Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. "Varietas padi rawa ini mampu beradaptasi baik pada kondisi banyak air dan agak tergenang."

Padi varietas baru itu diluncurkan di Laboratorium Lapangan Agronomi Hortikultura dan Teknik Pertanian Leuwi Kopo Kampus IPB Dramaga bersama dengan belasan varietas buah dan sayur baru lain. Pelepasan varietas baru itu diharapkan mampu merespons tantangan iklim global menuju ketahanan pangan nasional.

IPB 1R Dadahup dan IPB 2R Bakumpai memiliki kapasitas produksi jauh lebih tinggi dibanding padi lokal jenis Siam yang umum ditanam petani rawa di Kalimantan. Sementara kapasitas produksi padi Siam berkisar 2-3 ton per hektare, rata-rata produksi Dadahup mencapai 4,1 ton per hektare dan potensi produksi mencapai 4,7 ton per hektare. Sedangkan rata-rata produksi varietas IPB 2R Bakumpai 4,2 ton per hektare dan potensi produksi mencapai 5,1 ton per hektare.

Keduanya juga berumur genjah. Hanya 112 dan 110 hari sejak benih ditebar, padi siap panen. Sedangkan padi Siam membutuhkan 9-10 bulan jika ditanam dengan cara budi daya tradisional. "Cara tradisional memerlukan empat bulan masa pembibitan dan umur padi siap panen mencapai 5-6 bulan sejak bibit ditanam, sehingga hanya satu kali panen dalam setahun," kata Hajrial.

Kehadiran Dadahup dan Bakumpai diharapkan dapat menggenjot intensitas tanam menjadi dua kali panen setahun, terutama pada lahan-lahan sawah dengan tipe luapan B dan C. Apalagi rasanya lebih enak, pulen sampai sedang.

Hajrial mengembangkan dua varietas padi baru itu dengan menyilangkan padi rawa Kalimantan, Siam Mutiara, sebagai "ibu", dengan varietas unggul Fatmawati, sebagai "ayah". Proses perakitan berlangsung selama 6 tahun, dimulai pada akhir 2004.

Siam Mutiara dipilih sebagai "orang tua" Dadahup dan Bakumpai karena padi lokal itu berumur panjang dan beradaptasi baik pada kondisi agroekosistem sawah pasang-surut Kalimantan, bentuk gabah ramping panjang, dan gabah sangat mudah rontok. Sebagai "ayah", Fatmawati merupakan varietas unggul padi tipe baru (PTB) yang mempunyai potensi produksi tinggi, berumur genjah, memiliki malai lebat, batang tegar, serta daun yang berwarna hijau tua, lebar dan tegak, serta gabah agak sulit rontok.

Hasil persilangan Siam Mutiara dengan Fatmawati di Kebun Percobaan IPB Darmaga itu diberi nomor IPB106. Selama lima generasi, populasi IPB106 difiksasi dengan metode bulk pada 2005-2006. Pada generasi kelima dilakukan seleksi individu tanaman berdasarkan karakter vegetatif dan komponen produksi pada fase generatif. Pengujian galur dilakukan di dua lokasi di Kalimantan, yaitu Danda Jaya, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, dan Desa Petak Batuah, Dadahup A2, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Nama kedua daerah itu kemudian dijadikan nama varietas padi tersebut. Nama "Dadahup" untuk varietas yang pertama, diambil dari lokasi transmigrasi eks program sejuta hektare di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Sedangkan "Bakumpai" adalah nama umum untuk wilayah Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. "Di tempat itulah kegiatan penelitian dan seleksi banyak dilakukan," ujar Hajrial.

Dari sepuluh galur Uji Multi Lokasi (UML) Konsorsium Padi 2008-2009, terpilih dua galur yang diusulkan Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) pada Desember 2009. Pada Juli 2010, galur IPB106-F-25-DJ-1 dilepas sebagai varietas padi rawa IPB 1R Dadahup dan galur IPB106-F-85-DJ-1 dilepas sebagai varietas padi rawa IPB 2R Bakumpai.

Penetapan tersebut melegakan Hajrial dan rekannya, Willy Bayuardi, yang saat ini tengah menempuh S-3 di Amerika. Pupus sudah rasa lelah oleh berbagai tantangan yang dihadapinya dalam merakit varietas padi rawa itu. Tak hanya harus bolak-balik Bogor-Kalimantan selama kegiatan seleksi dan pengujian-pengujian, mereka juga harus mendatangi sawah rawa Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Riau dalam proses uji lokasi. Pemulia padi rawa itu juga harus tahan gigitan nyamuk rawa yang hidup di lahan rawa yang basah. "Perjalanan ke lokasi saat melakukan pengujian untuk memenuhi persyaratan uji pelepasan varietas cukup melelahkan," kata Hajrial.

Hajrial berharap kedua varietas tersebut dapat mulai disebarluaskan kepada petani dalam satu hingga dua tahun ke depan. Umur genjah serta bentuk gabah yang ramping, seperti padi lokal Siam, diharapkan membuat kedua varietas diterima dan disukai petani. "Sehingga cita-cita pengembangan pola penanaman dua kali panen setahun pada lahan agroekosistem dapat terwujud," ujarnya. Selain padi rawa itu, IPB tengah "menggodok" galur-galur padi unggul lainnya, mulai galur padi sawah irigasi hingga galur padi gogo.

TJANDRA DEWI | DIKI SUDRAJAT (Bogor)

Berita terkait

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

1 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

3 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

4 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

4 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

4 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

5 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

39 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

47 hari lalu

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

Padi di Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan (Pangkep) terancam gagal panen. Musababnya , sawah para petani digenangi air setinggi dada orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

51 hari lalu

Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

Solihin GP penggagas sistem tanam padi gogo rancah untuk mengatasi krisis pangan. Apa itu gogo rancah?

Baca Selengkapnya