Harry Potter Dituding Bertanggung Jawab Atas Krisis Burung Hantu di India

Reporter

Editor

Minggu, 21 November 2010 20:21 WIB

TEMPO Interaktif, New Delhi -Populasi burung hantu di India kini terus merosot tajam dan mengancam keberadaan burung langka itu. Ketenaran film Harry Potter diduga ikut bertanggung jawab atas krisis tersebut.

Menurut Menteri Lingkungan dan Kehutanan India Jairam Ramesh, penduduk di negaranya tergila-gila kepada burung hantu karena terpengaruh oleh popularitas film dan buku Harry Potter.Banyak orang tua membeli burung hantu liar dari pedagang burung ilegal guna digunakan sebagai binatang peliharaan bagi anak-anak mereka. "Menyusul kesuksesan Harry Potter, tampaknya terjadi ketertarikan ya ng aneh, bahkan di kalangan masyarakat kelas menengah perkotaan, untuk menghadiahkan burung hantu bagi anak-anaknya," kata Ramesh kepada BBC.

Dalam buku dan film Harry Potter, burung hantu dikisahkan bertugas sebagai pengantar surat kepada penyihir lain. Hedwig, burung hantu salju milik Harry Potter, adalah hadiah ulang tahun bagi bocah penyihir itu.

Pernyataan Ramesh itu bertepatan dengan laporan terbaru dari kelompok konservasi Traffic, yang mengupas penangkapan, perdagangan ilegal, dan penggunaan burung hantu di India.
Sebenarnya, Harry Potter bukanlah satu-satunya pihak yang patut dipersalahkan. Salah satu penyebab utama merosotnya populasi burung hantu di negara itu adalah penggunaan unggas tersebut dalam praktek santet dan guna-guna karena takhayul. Traffic melaporkan bahwa para penganut sihir hitam menggunakan burung hantu dan bagian tubuhnya untuk upacara pujas, atau ritual keagamaan.

Di India, burung hantu mendadak populer dan banyak digunakan dalam pesta bertema tertentu. Ahli ornitologi, Abrar Ahmed, penulis laporan Traffic, ingat seorang ibu pernah memintanya menyediakan seekor burung hantu putih untuk pesta ulang tahun anak lelakinya yang berusia 10 tahun.

Advertising
Advertising

Ahmed sempat bertanya, apakah burung itu akan dihadiahkan kepada anak tersebut. Namun si ibu menjawab bahwa tema pesta ulang tahun itu adalah "Harry Potter" dan mereka menginginkan adanya "Hedwig"--burung hantu peliharaan Harry. "Tolong mintalah seseorang untuk menangkap dan mengirimkannya kepada kami," kata si ibu. "Kami akan membayar biayanya."

Perempuan itu tampaknya tidak tahu bahwa memburu atau menangkap dan memperdagangkan seluruh spesies burung hantu India dilarang berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar India pada 1972.

Pengarang Harry Potter, J.K. Rowling, menanggapi komentar "miring" Ramesh tersebut. "Jika benar ada orang yang terpengaruh oleh buku saya dan berpikir bahwa seekor burung hantu akan sangat bahagia terkurung dalam sangkar kecil dan dipelihara di dalam rumah, saya ingin mengatakan, 'Tolong, jangan lakukan itu'," tulis Rowling dalam website-nya.

LIVESCIENCE | TJANDRA

Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya