Penelitian Kali Opak Menang di Los Angeles  

Reporter

Editor

Jumat, 13 Mei 2011 18:23 WIB

Penghargaan ISEF
TEMPO Interaktif, Los Angeles -Dua mahasiswa Indonesia yang meneliti Kali Opak, Bantul, Yogyakarta, memenangkan penghargaan khusus dalam ajang kompetisi Intel International Science and Engineering Fair (ISEF), di Los Angeles, Kamis malam waktu setempat atau Jumat pagi WIB. China Association for Science and Technology di Amerika Serikat memilih karya Darmadi dan Yan Restu Freski sebagai satu dari lima karya yang mencerminkan orisinalitas dan inovasi terbaik di ajang ini. Keduanya mendapat masing-masing hadiah US$ 3.000 atau sekitar Rp 27 juta.

"Tidak percuma rasa penasaran kami terhadap keunikan muara Kali Opak akhirnya mendapat penghargaan di sini," ujar Darmadi, 20 tahun, seusai menerima sertifikat penghargaan yang ditandatangani presiden Asosiasi, Han Qide, di Los Angeles Covention Center. Darmadi dan Yan, 19 tahun, pun seketika mendapat ucapan selamat dari empat peserta Indonesia lain.

Darmadi dan Yan meneliti sungai yang bermuara di pantai selatan itu ketika keduanya masih duduk di bangku SMA di Yogyakarta, pertengahan tahun lalu. Mereka sama-sama bergabung di Taman Pintar Science Club. Saat mencari ide untuk ikut Lomba Karya Ilmiah Remaja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mata keduanya terpaku pada hasil citra satelit sungai-sungai yang bermuara di pantai selatan Jawa Tengah yang diberikan seorang dosen geologi Universitas Gadjah Mada. Dari hasil interpretasi geomorfologi citra satelit itu ternyata semua sungai`di selatan Jawa Tengah memiliki bentuk yang sama: muaranya membelok ke Barat.

Keunikan itu ditemukan pada Kali Serayu di Cilacap, Kali Luk Ulo Tanggulangin di Kebumen, Sungai Wawar di daerah Purworejo, Sungai Bogowonto dan Sungai Progo di Kulonprogo, hingga Kali Opak Bantul. Keduanya pun penasaran mencari sebab pembelokan yang seragam tersebut. Mereka memutuskan melakukan penelitian mendalam di Kali Opak dengan memeriksa secara seksama batuan penyusun pada beberapa sampel di muara sungai.

Hasil penelitian itu kemudian tak hanya dibawa ke LKIR LIPI, tapi juga ke ajang kompetisi lebih besar yang diselenggarakan Intel Corp dari Senin hingga Sabtu ini. Mereka membawa presentasi berjudul "Opak River Mouth: A Unique Deflection". "Hipotesis kami: penyebab pembelokan karena adanya pembentukan sedimen yang menutup aliran Opak," kata Darmadi, yang kini kuliah di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung

Dengan melakukan analisis granulometri untuk mengetahui perbedaan dan persebaran ukuran butir pembentuk sedimen, uji mikroskopik dan pengukuran arah angin dari Laut India yang ternyata hampir sepanjang bulan mengarah ke Barat laut, mereka pun berkesimpulan bahwa hipotesis mereka benar. "Suplai sedimen yang terus menerus itulah, baik dari arah kali maupun laut, yang menyebabkan pembelokan," kata Yan, mahasiswa Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada.

Temuan faktor sedimentasi terus menerus inilah yang membuat enam juri yang bergelar doktor dan profesor itu terkesan. "Seorang juri mengatakan akan sangat berbahaya jika proses sedimentasi itu dibiarkan, bisa-bisa sungai terbendung dan berakibat banjir," ucap Yan menirukan ucapan sang juri.

China Association for Science and Technology adalah salah satu dari belasan lembaga yang memberikan penghargaan khusus dalam ajang kompetisi yang diikuti sekitar 1.600 siswa dan mahasiswa dari 65 negara. Lembaga yang memberikan penghargaan khusus antara lain CERN (Pusat Riset Nuklir Eropa), Weizmann Institute of Science, IEEE Foundation, National Taiwan Science Education Center, Naval Research, Ricoh, hingga Google. Pemenang terbanyak penghargaan khusus adalah para pelajar Amerika, disusul Cina, Brasil dan Kanada.

Para pemenang penghargaan khusus itu, juga para peserta lain, akan bertaruh kembali memperebutkan empat hadiah Grand Awards dan hadiah tertinggi The Gordon E. Moore Award pada Jumat siang (Sabtu dinihari WIB). Gordon E. Moore adalah salah satu pendiri Intel. Nilai hadiah The Gordon E. Moore mencapai US$ 75 ribu. Sedangkan Grand Awards bernilai total US$ 7.000.

Dua tim Indonesia lain adalah Andrey Irawan Halim-Reyner Jong dan Pebrian-Alanikika Pratyaksa. Andrey-Reyner mempresentasikan karya berjudul "Bamboo-based Composites For Earthquake-Resistant Building Materials", sedangkan Pebrian-Alanikika menyuguhkan penelitian social-science berjudul "30 Days Being Fisherman's Children: Study of Social-Culture and Economic Life of Fisherman's Family in Muara-Binauangrun, Wanasalam, Lebak-Banten".

YOS RIZAL (LOS ANGELES)

Berita terkait

Ernest Regia Mahasiswa Indonesia Raih Juara 1 Olimpiade Sains di Kazakhstan

2 hari lalu

Ernest Regia Mahasiswa Indonesia Raih Juara 1 Olimpiade Sains di Kazakhstan

Ernest Regia meraih juara 1 Olimpiade Sains Mahasiswa Republik ke-16 di Universitas Buketov, Karaganda, Kazakhstan pada 25 April 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Pengumuman OSN-K SMA 2024

13 hari lalu

Cara Cek Pengumuman OSN-K SMA 2024

Cara cek pengumumkan hasil pelaksanaan OSN-K jenjang SMA/MA/sederajat 2024

Baca Selengkapnya

Tim Pelajar Indonesia Raih 6 Medali Olimpiade Sains Internasional di Thailand

12 Desember 2023

Tim Pelajar Indonesia Raih 6 Medali Olimpiade Sains Internasional di Thailand

Tim pelajar itu terdiri dari siswa-siswi dari jenjang SMP dari sejumlah daerah Indonesia.

Baca Selengkapnya

6 Siswa SMP Indonesia Berlaga dalam Olimpiade Sains Internasional di Thailand 2023

4 Desember 2023

6 Siswa SMP Indonesia Berlaga dalam Olimpiade Sains Internasional di Thailand 2023

Enam siswa jenjang SMP dan MTs dari Indonesia terbang ke Thailand untuk ikuti olimpiade sains.

Baca Selengkapnya

Cerita Mahasiswa Baru Termuda di Jalur SNBP Unpad, Peraih Medali Olimpiade Sains

18 April 2023

Cerita Mahasiswa Baru Termuda di Jalur SNBP Unpad, Peraih Medali Olimpiade Sains

Muhammad Farouq Al-Farisi, mahasiswa baru Universitas Padjadjaran (Unpad) tercatat sebagai mahasiswa termuda yang lulus melalui jalur SNBP 2023.

Baca Selengkapnya

278 Siswa Ikuti Persiapan Olimpiade Sains Internasional 2023

7 Maret 2023

278 Siswa Ikuti Persiapan Olimpiade Sains Internasional 2023

Pembinaan tersebut diikuti sebanyak 278 siswa peraih medali ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2022 jenjang SMA/MA.

Baca Selengkapnya

Kisah Mahasiswa Asal Bali, 2x Finalis Pimnas dan Pernah Melaju ke Kompetisi di Amerika

19 Desember 2022

Kisah Mahasiswa Asal Bali, 2x Finalis Pimnas dan Pernah Melaju ke Kompetisi di Amerika

Mahasiswa IPB University, I Dewa Gede Wicaksana Prabaswara, berhasil meraih medali dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022.

Baca Selengkapnya

Siswa SMP Indonesia Raih Lima Medali di Ajang Olimpiade Sains di Kolombia

16 Desember 2022

Siswa SMP Indonesia Raih Lima Medali di Ajang Olimpiade Sains di Kolombia

Lima siswa Indonesia berhasil meraih lima medali pada ajang 19th International Junior Science Olympiad (IJSO) 2022.

Baca Selengkapnya

SIMCC: Berawal dari Olimpiade Asia, Kini Bermitra dengan Stanford dan Barkeley

6 Desember 2022

SIMCC: Berawal dari Olimpiade Asia, Kini Bermitra dengan Stanford dan Barkeley

86 siswa Indonesia dari berbagai sekolah di Jawa dan luar Jawa menjadi bagian dari total 519 peserta olimpiade Steam Ahead 2022.

Baca Selengkapnya

Peserta Olimpiade Steam Ahead 2022: Dari Hobi hingga Mengejar Beasiswa

5 Desember 2022

Peserta Olimpiade Steam Ahead 2022: Dari Hobi hingga Mengejar Beasiswa

Selain menggelar olimpiade sains Steam Ahead 2022, SIMCC juga menggelar YALA, yang memberikan siswa motivasi kepemimpinan akademis.

Baca Selengkapnya