TEMPO.CO, Jakarta - Mike Lazaridis mengaku sangat berat untuk meninggalkan jabatan chief executive officer di Research In Motion (RIM), perusahaan yang ia dirikan pada 1984. Bukannya ia tak mau turun dari jabatannya itu, tapi meninggalkan perusahaan dalam “kondisi sakit” membuatnya sedikit tak nyaman. Namun, akibat tekanan dari para investor, meski ia mengaku tak ada tekanan sama sekali, akhirnya bersama Jim Balsillie, co-CEO RIM, mereka mundur.
Pada 22 Januari 2012, tampuk kepemimpinan RIM diserahkan kepada Thorsten Heins, fisikawan asal Jerman berusia 54 tahun.
RIM, pembuat telepon seluler cerdas BlackBerry, menunjukkan kinerja yang terus menurun dalam dua tahun terakhir. Tahun lalu adalah puncak keterpurukan. Pada 2011, nilai saham RIM terpangkas sebesar 75 persen. Di bursa Toronto Stock Exchange, saham RIM anjlok 9,11 persen menjadi 15,60 dolar Kanada. Di bursa saham Nasdaq, keadaannya tak lebih baik. Saham RIM turun US$ 1,44 menjadi US$ 15,56 atau turun 8,47 persen.
Pangsa pasar di Amerika Utara, pasar terbesar RIM selama ini, juga menciut. BlackBerry kalah bersaing dengan iPhone buatan Apple dan ponsel Android.
Akibat kondisi yang kurang sehat itu, tersiar kabar bahwa RIM akan dijual. Juga ada rumor bahwa perusahaan Korea Selatan, Samsung, berminat membeli.
Heins langsung membantah. “Jangan percaya apa yang Anda baca. Tak ada alasan untuk menjual,” katanya di hadapan 17 ribu karyawan RIM. Heins berusaha menanamkan rasa optimisme di kalangan karyawannya, meski belakangan penjualan produk RIM terus melorot.
Ada yang berpendapat kesalahan RIM dalam menjaga pasar di Amerika adalah mereka tak mau membangun pabrik di sana. Padahal, sejak iPhone meluncur pada 2007, tanda-tanda pasar BlackBerry bakal terkikis sudah terlihat. Ditambah lagi belakangan ada ponsel Android.
Kini, RIM mengalihkan perhatian pasarnya ke negara-negara berkembang, seperti Asia, Amerika Latin, dan Afrika. Di Asia, Indonesia menjadi salah satu target pasar terbesar RIM. Pertumbuhan pengguna BlackBerry di Indonesia pun cukup fantastis.
Menurut Darwin Lie, analis International Data Corporation Indonesia, pertumbuhan BlackBerry tahun lalu mencapai 90 persen.
Sayangnya, Indonesia sebagai pasar yang potensial tak mendapat perhatian serius dari RIM. Buktinya, ketika pemerintah meminta perusahaan yang berbasis di Waterloo, Kanada, ini untuk membangun network aggregator, tak kunjung dipenuhi.
“Ya jelas, pemerintah tidak happy,” kata Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Gatot Sulistiantoro Dewa Broto.
Akibat ulah RIM yang tak juga membangun data center di sini, pemerintah sempat mengancam akan menutup layanan BlackBerry di Indonesia. Memang, tenggat untuk membangun data center itu telah terlewatkan dan pemerintah masih memberi waktu kepada RIM untuk memenuhinya.
Tapi bukan tak mungkin jika suatu saat pemerintah bersikap tegas dan melarang RIM berbisnis di Indonesia. Kesalahan RIM di Amerika bisa juga terjadi di sini.
FIRMAN
Berita terkait
BlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber
21 Desember 2023
BlackBerry secara mengejutkan melaporkan laba kuartalan, didukung oleh tingginya permintaan layanan keamanan siber di tengah maraknya ancaman online.
Baca SelengkapnyaAsal-Usul 1 Juli sebagai Hari Buah Sedunia, Apa Ikon Buah Tahun Ini?
2 Juli 2023
1 Juli diperingati sebagai Hari Buah Sedunia dan telah dirayakan sejak 2007. Setiap tahun ada ikon buah-buahan, tahun ini buah apakah?
Baca SelengkapnyaMasih Ingat Walkman, Pager dan Wartel? Ini Deretan Peranti Teknologi Nostalgia yang Populer Era 90-an
28 November 2022
Dahulu terdapat alat teknologi yang berguna dan populer, tetapi kini sudah hilang. Alat apa sajakah itu yanh kini sudah menjadi nostalgia?
Baca SelengkapnyaLisensi Berakhir, Rencana BlackBerry 5G OnwardMobility Kandas
13 Februari 2022
CEO BlackBerry John Chen dikabarkan tidak memperpanjang lisensi untuk ponsel BlackBerry OnwardMobility.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno Berita Hari Ini: Teknologi Kamuflase Pasukan Israel, Banjir Nunukan
6 Januari 2022
Topik tentang teknologi kamuflase pasukan Israel menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.
Baca SelengkapnyaKilas Balik BlackBerry, Berusaha Bangkit Sebelum Benar-benar Mati
6 Januari 2022
Steve Jobs dan iPhone adalah lonceng pertama kematian BlackBerry. Presiden Amerika Serikat Barack Obama hanya sedikit menunda kematiannya.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno Berita Hari Ini: Flu Musiman dan Optimisme Hadapi Omicron 2022
4 Januari 2022
Top 3 Tekno Berita Hari Ini, Selasa 4 Januari 2022, didominasi artikel tentang Covid-19 varian Omicron.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno Berita Kemarin: Omicron 2022, BlackBerry Mati, Banjir Lahar Semeru
4 Januari 2022
Permasalahan di Indonesia 2022 diproyeksi masih akan didominasi seputar pandemi Covid-19 dengan variannya yang terbaru, Omicron.
Baca SelengkapnyaUntuk yang Masih Pakai BlackBerry Orisinal: Ponsel dan Tablet Mati Mulai Besok
3 Januari 2022
BlackBerry sudah beberapa kali mencoba untuk bangkit. Kematian tak berlaku untuk Blckberry Android.
Baca SelengkapnyaBlackBerry Hentikan Dukungan Ponsel Klasik dengan OS Sendiri pada 4 Januari
2 Januari 2022
Blackberry kehilangan tahtanya sebagai smartphone teratas pada tahun 2016, yang terutama disebabkan oleh iPhone Apple.
Baca Selengkapnya