TEMPO.CO, Yogyakarta - Pakar hama Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Dr. Suputa mengatakan serangan kumbang paederus (tomcat) disebabkan oleh terganggunya habitat mereka.
Selama ini, kata dia, tomcat hidup di daerah persawahan atau tempat-tempat lembap lainnya, seperti hutan bakau. “Kerusakan pada habitat tomcat itu mendorong serangga ini mencari lingkungan yang baru sebagai tempat tinggal hingga merambah ke permukiman penduduk,” kata Saputa, Kamis 22 Maret 2012.
Ia mencontohkan, untuk serangan tomcat terhadap warga Surabaya dalam beberapa waktu terakhir dinilai karena terganggunya habitat tomcat di daerah hutan mangrove yang berada di dekat Apartemen East Coast.
Tidak sedikit kulit warga yang tinggal di Apartemen East Coast, Kenjeran, dan Wonorejo itu meradang (dermatitis). Data terakhir menunjukkan setidaknya 13 kecamatan di Kota Surabaya yang diserang tomcat.
Terkait dengan merebaknya populasi pemangsa wereng ini pengajar Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan UGM ini mengatakan terdapat sejumlah faktor penyebab kejadian ini. Selain minimnya keberadaan pemangsa tomcat, faktor musim juga berpengaruh terhadap peningkatan serangga ini.
“Pada musim penghujan dengan kondisi kelembapan tinggi, populasi wereng yang merupakan pakan tomcat meningkat. Ketersediaan pakan yang melimpah inilah yang memicu meledaknya populasi tomcat,” kata dia. “Serangga tersebut sebenarnya tidak berniat menyerang manusia, tapi karena mereka tertarik pada cahaya atau lampu,” tuturnya. Saat merasa terganggu, serangga ini baru akan mengeluarkan racun paederin yang menyebabkan kulit meradang dan melepuh.
Suputa mengungkapkan tomcat bersimbiosis dengan bakteri endosimibion dari genus Pseudomonas yang ada di dalam darah paederus. Serangga yang bersifat infektif membawa bakteri ini adalah serangga berjenis kelamin betina. “Serangga betina yang infektif membawa bakteri tersebut, haemolymphnya, mengandung paderin yang bersifat racun,” kata dia.
Apabila di rumah ditemukan tomcat, Suputa menyarankan sebisa mungkin tidak melakukan kontak langsung. “Jangan sampai hewan ini tergencet dan darahnya bersinggungan dengan kulit manusia. Cukup dihalau dengan tiupan atau kertas,” kata dia.
Suputa mengatakan petani sebenarnya sudah familier dengan hewan ini dan tidak pernah ada masalah karena tidak memukulnya. Tomcat memiliki tubuh berukuran sekitar 1 sentimeter. Kepala berwarna hitam, dada dan perut berwarna oranye. Memiliki dua pasang sayap yang tidak menutupi seluruh tubuh.
Untuk pengendalian paederus bisa dilakukan dengan menggunakan jebakan lampu. Apabila sudah banyak yang tertangkap selanjutnya dilepas di kebun untuk penyeimbang alam. “Kalau sudah tertangkap jangan langsung dibunuh, tapi sebaiknya dilepas di alam untuk penyeimbang lingkungan,” kata dia.
Namun jika populasinya besar bisa dilakukan penyemprotan seperti yang telah dilakukan di beberapa daerah. Penyemprotan dilakukan dengan insektisida botani berbahan tumbuhan.
Pakar penyakit kulit Fakultas Kedokteran UGM dr. Niken Indrastuti mengatakan tindakan pertama yang harus dilakukan jika terkena serangga ini adalah mencuci bagian tubuh yang bersentuhan dengan serangga menggunakan air atau sabun. “Kalau sudah meradang, perlu dikompres dengan air dingin, jangan dikasih minyak atau balsem karena akan memperparah iritasi,” kata dia.
Pengobatan bisa dilakukan dengan mengoleskan salep Hydrocortisone pada daerah yang terluka. “Namun tidak semua kasus dapat diobati dengan Hydrocotisone, tergantung dari besaran dan tingkat keparahan iritasi,” kata dia.
Novi mengatakan racun paederin tidak mematikan. Yang membahayakan apabila terjadi infeksi sekunder. “Racunnya sebenarnya tidak berbahaya dan mematikan. Tapi kalau ada kuman yang masuk pada kulit yang terluka akan menyebabkan infeksi sekunder,” kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terkait
Resep Pestisida Alami Pembasmi Tomcat
Apa Itu Tomcat
Tomcat Tak Bahaya Asal Tak Disentuh
Pakar Serangga: Cuci Tangan Kalau Kena Tomcat
Tips Singkat Hadapi Serangan Tomcat
Memantau Twitter Lewat SITTI Socwave
Iklan di Android Kuras Baterai
Penjualan New iPad Tembus Rekor
Apa Kata Kemenkes Soal Tomcat
Berita terkait
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?
37 hari lalu
Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.
Baca SelengkapnyaPaman Bashar Al Assad akan Diadili di Swiss atas Kejahatan Perang
51 hari lalu
Rifaat Al Assad, paman presiden Suriah Bashar Al Assad, akan diadili di Swiss atas kejahatan perang
Baca SelengkapnyaPenemuan 3 Jenis Ngengat Baru, Salah Satunya Harus Diwaspadai Petani Cengkeh
16 Februari 2024
Temuan tiga spesies ngengat baru bisa membantu upaya penanggulangan hama.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Unpad Gagas Prototipe Gensystem, Robot Pintar untuk Monitoring Hama dan Penyakit Tanaman
20 Oktober 2023
Fungsi robot pintar ini digagas guna menghindari kerugian hasil produksi tanaman yang diakibatkan oleh hama dan penyakit.
Baca SelengkapnyaDiserang Hama Uret, Ratusan Hektare Lahan Tebu di Lumajang Gagal Panen
19 Oktober 2023
Hama uret menyerang ratusan hektare lahan tebu di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lumajang. Akibatnya, banyak petani mengalami gagal panen.
Baca SelengkapnyaCara Mudah Usir Siput dan Bekicot Perusak Tanaman
2 Oktober 2023
Untuk mengusir siput dan bekicot, banyak tukang kebun menggunakan produk racikan sendiri dengan hasil yang instan pula. Berikut di antaranya.
Baca Selengkapnya5 Manfaat Eco Enzyme
16 September 2023
Salah satu manfaat utama eco enzyme adalah sebagai pembersih alami. Ini dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan rumah, kamar mandi, dapur, dan bahkan lantai.
Baca SelengkapnyaJangan Dibuang! Berikut Cara Membuat Pestisida dari Puntung Rokok
21 Juli 2023
Selepas merokok, biasanya puntung rokok akan dibuang begitu saja dan menjadi limbah sekaligus sampah yang cukup meresahkan. Lalu, bagaimana jika ternyata limbah puntung rokok dapat dimanfaatkan menjadi pestisida?
Baca Selengkapnya10 Cara Mudah Usir Semut dengan Bahan Alami yang Aman Digunakan
17 Juli 2023
Ini cara mudah mengusir semut dengan bahan alami yang aman apabila dipakai di dalam rumah.
Baca SelengkapnyaKabupaten Klaten Diharapkan Jadi Percontohan Penanganan Hama
14 Juli 2023
Klaten merupakan Kabupaten subur yang sebagian masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian
Baca Selengkapnya