Trik Menghilang ala Houdini di Antariksa

Reporter

Editor

Selasa, 10 Juli 2012 22:43 WIB

TEMPO.CO , San Diego - Para astronom menemukan temuan yang mengherankan, yang tak pernah terlihat sebelumnya, yaitu menghilangnya awan debu raksasa yang tadinya mengelilingi sebuah bintang. Begitu misteriusnya awan debu ini membuat para astronom mengibaratkannya sebagai trik menghilang pesulap legendaris, Harry Houdini.

"Lenyapnya debu itu bagai trik pesulap klasik. Saat ini Anda melihatnya, detik berikutnya dia lenyap," kata Carl Melis, peneliti di University of California, San Diego, yang menjadi peneliti utama riset ini. "Hanya, dalam kasus ini, kami membicarakan sekumpulan debu yang cukup untuk mengisi tata surya bagian dalam dan debu itu mendadak hilang."

Benjamin Zuckerman, dosen fisika dan astronomi di University of California, Los Angeles, menyatakan bahwa peristiwa menghilangnya awan debu raksasa itu seperti bila cincin yang mengelilingi planet Saturnus menghilang. "Peristiwa ini malah lebih mengejutkan karena cakram debu dari puing batu itu jauh lebih besar dan lebih luas daripada cincin Saturnus," ujar Zuckerman, yang juga terlibat dalam riset tersebut. "Cakram yang mengelilingi bintang itu, jika berada dalam tata surya kita, akan membentang hingga separuh jarak matahari ke bumi, dekat orbit Merkurius."

Riset tentang aksi menghilang di antariksa itu, yang terjadi di sekitar bintang yang berjarak 450 tahun cahaya dari bumi, arah konstelasi Centaurus, diterbitkan dalam jurnal Nature pada awal Juli ini.

"Penemuan ini membingungkan karena kami tidak mempunyai penjelasan yang memuaskan untuk menjelaskan apa yang terjadi di sekitar bintang itu," kata Melis. "Lenyapnya debu ini tampaknya bebas dari pengaruh bintang karena tak ada bukti bahwa bintang itu menghancurkan debu itu dengan sejenis badai matahari besar atau peristiwa besar lain."

Melis menggambarkan bintang itu, yang dinamai TYC 8241 2652, sebagai bintang muda yang menyerupai matahari. Baru beberapa tahun lalu bintang itu memperlihatkan seluruh karakteristik "tuan rumah tata surya yang tengah terbentuk" sebelum berubah seutuhnya. Kini, sedikit material debu hangat yang diperkirakan berasal dari tumbukan planet baru masih terlihat jelas.

"Belum ada peristiwa seperti ini, yang pernah terlihat pada ratusan bintang, yang dipelajari para astronom untuk meneliti cincin debunya," kata Zuckerman. "Menghilangnya debu itu sangat cepat, bahkan dalam skala waktu manusia. Menghilangnya debu di TYC 8241 2652 begitu ganjil dan cepat sehingga awalnya saya mengira pengamatan kami keliru."

l SCIENCEDAILY | TJANDRA DEWI

Berita terkait

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

24 hari lalu

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.

Baca Selengkapnya

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

30 hari lalu

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

30 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

31 hari lalu

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.

Baca Selengkapnya

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

6 September 2023

Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.

Baca Selengkapnya

Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

4 September 2023

Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.

Baca Selengkapnya