Memilih Pasangan Lewat Kecocokan Gen  

Reporter

Editor

Senin, 16 Juli 2012 17:02 WIB

TEMPO/Budi Yanto

TEMPO.CO, Dublin - Cinta atau harta tidak akan lagi menjadi satu-satunya variabel yang diperhitungkan tatkala seseorang mencari pasangan hidup. Sebuah konferensi ilmiah di Dublin, Irlandia, mengungkapkan satu variabel baru dalam mencari pasangan, yakni kompatibilitas gen.

Profesor Armand Leroi dari Imperial College London mengatakan, mencari informasi ihwal kecocokan gen dari calon pasangan kini sangat dimungkinkan, mengingat biaya uji DNA sudah jauh lebih murah ketimbang beberapa tahun lalu.

"Dalam waktu 5-10 tahun akan menjadi umum bagi pasangan muda untuk membayar demi memperoleh akses terhadap seluruh kode genetik mereka," ujar ilmuwan terkemuka Inggris ini dalam Euroscience Open Forum 2012, seperti dikutip Telegraph, Senin, 16 Juli 2012.

Biaya melakukan analisis peta genetik lengkap seseorang telah turun drastis dari US$ 1 miliar lebih dari satu dekade lalu menjadi sekitar US$ 4 ribu.

Leroi mengatakan keinginan memiliki bayi yang sehat akan memicu seseorang untuk mengakses informasi tentang gen dari setiap calon pasangannya. Berbekal informasi ini, keduanya dapat menghasilkan bayi kebal penyakit lewat metode pembuahan invitro.

Kondisi ini, kata Leroi, membuat eugenika mungkin untuk dilakukan, yakni keinginan untuk "memperbaiki" ras manusia dengan membuang orang-orang berpenyakit dan cacat serta memperbanyak individu sehat.

"Puluhan ribu bayi yang belum lahir dengan sindrom Down dan penyakit lain dibatalkan setiap tahun," ujar dia. "Ini sangat mungkin dilakukan di sebagian besar negara Eropa, meski masih terbentur urusan etika."

Leroi yakin kemewahan teknologi untuk "mendesain" bayi ini tidak akan disalahgunakan, misalnya untuk menghasilkan bayi yang pintar dengan warna mata tertentu. "Fokusnya hanya untuk menghentikan penyakit genetik yang menurun pada bayi," ujarnya.

Gagasan ke arah neoeugenika ditentang keras oleh Philippa Taylor dari Persekutuan Medis Kristen. Ia menyatakan obsesi masyarakat terhadap kesempurnaan fisik semakin meningkat. Sebagian masyarakat ada yang berpandangan bahwa orang-orang cacat atau penderita penyakit genetik dianggap kurang layak hidup.

"Kita harus mengenali dan menolak pola pikir eugenika," kata Taylor. Menurut dia, prioritas yang seharusnya dibangun adalah mengembangkan pengobatan dan langkah-langkah dukungan bagi penderita cacat dan penyakit genetik.

TELEGRAPH | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terpopuler lainnya:
Jokowi-Ahok Diserang Kampanye SARA
Jokowi Hanya Punya Rp 15 Juta untuk ''Mengebom''

Berkah Jokowi Cium Tangan Taufiq Kiemas

Anas Urbaningrum Pakai Kaos Masdem

SBY Minta Sutiyoso Bantu Foke

Dahlan Iskan: Semua Direksi Sarinah Perempuan

Aksi Jokowi Menggerus Basis Pemilih Foke

Jokowi-Foke Berpacu Menuju Putaran Final

Berita terkait

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

21 hari lalu

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?

Baca Selengkapnya

Mengenal Kuda Nil Kerdil, Satwa Langka yang Hanya Tersisa Dua Ribu Ekor di Alam

41 hari lalu

Mengenal Kuda Nil Kerdil, Satwa Langka yang Hanya Tersisa Dua Ribu Ekor di Alam

Kelahiran bayi kuda nil kerdil di Yunani mendatangkan harapan bagi spesies langka tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Anoreksia, Begini Gejala dan Penyebabnya

11 Januari 2024

Mengenal Anoreksia, Begini Gejala dan Penyebabnya

Anda mungkin sudah familiar dengan istilah penyakit Anoreksia, gangguan makan dan kondisi kesehatan mental yang serius. Ini gejala dan penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Benarkah Golongan Darah Memiliki Peran dalam Risiko Penyakit Autoimun?

25 November 2023

Benarkah Golongan Darah Memiliki Peran dalam Risiko Penyakit Autoimun?

Beberapa penelitian mendukung korelasi antara golongan darah dan penyakit autoimun tertentu.

Baca Selengkapnya

Selain Genetika, Kesejahteraan Emosional Mempengaruhi Pertumbuhan Tubuh Anak

3 November 2023

Selain Genetika, Kesejahteraan Emosional Mempengaruhi Pertumbuhan Tubuh Anak

Kesejahteraan emosional anak sangat penting untuk mencegah terhambatnya pertumbuhan tubuh anak.

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala dan Penyebab Akalasia, Penyakit Sulit Menelan

22 September 2023

Mengenal Gejala dan Penyebab Akalasia, Penyakit Sulit Menelan

Akalasia adalah kondisi ketika otot kerongkongan tidak mampu mendorong makanan atau minuman untuk masuk ke lambung.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Penumpukan Lemak

4 September 2023

5 Penyebab Penumpukan Lemak

Setidaknya ada beberapa penyebab utama lemak menumpuk. Di antaranya pola makan tidak sehat, kurang tindur, hingga genetika.

Baca Selengkapnya

Inilah Gejala Umum Kanker Payudara yang Perlu Diketahui

25 Mei 2023

Inilah Gejala Umum Kanker Payudara yang Perlu Diketahui

Kanker payudara adalah jenis kanker yang terjadi ketika sel-sel di dalam payudara mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali.

Baca Selengkapnya

Bayi-bayi Lahir dengan DNA 3 Orang Tua, Bagaimana Bisa Terjadi?

15 Mei 2023

Bayi-bayi Lahir dengan DNA 3 Orang Tua, Bagaimana Bisa Terjadi?

Diperkenalkan pertama di Inggris, teknik tiga-bagian DNA ini diterapkan pertama oleh tim dokter Amerika di Meksiko.

Baca Selengkapnya

Mengapa Perempuan Berisiko Terkena Penyakit Lupus, Apa Pemicunya?

13 Mei 2023

Mengapa Perempuan Berisiko Terkena Penyakit Lupus, Apa Pemicunya?

Salah satu penyebab penyakit lupus adalah penggunaan sejumlah obat yang tidak sesuai. Lalu siapa saja yang berisiko terjangkit penyakit tersebut?

Baca Selengkapnya