TEMPO.CO , Surakarta – Solo Techno Park menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia untuk penyediaan tenaga teknisi perawatan pesawat. Dengan kerjasama tersebut, maka Solo Techno Park menjadi lembaga yang berhak melatih calon teknisi pesawat.
Direktur Umum Solo Techno Park Darsono mengatakan kerjasama di atas sudah dirintis sejak 2007. “Dan baru terealisasi sekarang,” katanya di sela penandatanganan naskah kerjasama di gedung Solo Techno Park, Surakarta, Jumat, 10 Agustus 2012.
Pelatihan perdana akan dimulai pada 1 Oktober 2012 mendatang. Pelatihan dilakukan selama 9 bulan atau setara dengan 1.174 jam pelajaran. Enam bulan pertama diisi dengan teori di Solo Techno Park dengan instruktur dari GMF. Lantas tiga bulan berikutnya praktik lapangan di fasilitas perawatan pesawat GMF di Cengkareng, Tangerang.
Pendaftaran tahap pertama dibuka sejak 30 Juli hingga 30 Agustus 2012. Syarat pendaftar adalah laki-laki, lulusan sekolah menengah atas jurusan IPA atau sekolah menengah kejuruan jurusan elektro, listrik, mesin, atau otomotif.
Nilai rata-rata pendaftar minimal 7 di setiap mata pelajaran yang diujikan di ujian akhir nasional dan khusus Bahasa Inggris minimal 8. Pendaftar berusia maksimal 21 tahun dan belum menikah. Kemudian tinggi badan minimal 160 sentimeter, sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna.
Total biaya pelatihan sebesar Rp 55 juta, dimana GMF akan mensubsidi Rp 27,5 juta. Kemudian sisanya ditanggung peserta pelatihan. Jika berasal dari keluarga tidak mampu, disediakan fasilitas pembiayaan dari perbankan yang diangsur saat sudah bekerja.
Jika dinyatakan lulus pelatihan, siswa berpeluang direkrut GMF dengan sistem ikatan dinas selama 5 tahun. Untuk tahap pertama, “Kami akan menerima 24 siswa,” kata Darsono. Hingga akhir tahun ini dia merencanakan akan menerima 94 siswa.
Chief Operation Officer GMF AeroAsia Agus Sudaryo mengatakan dengan perkembangan dunia penerbangan yang begitu pesat, maka kebutuhan tenaga kerja perawatan pesawat juga meningkat. “Tahun ini kebutuhan tenaga perawatan pesawat 4.500 orang. Untuk perawatan pesawat Garuda sendiri 500 orang per tahun,” katanya.
Selama ini pihaknya kesulitan mencari sumber daya manusia yang mumpuni untuk perawatan pesawat, mengingat minimnya lembaga pelatihan yang kualitas lulusannya sesuai standar industri.
Karenanya dengan kerjasama di atas menjadi terobosan untuk mendapatkan teknisi perawatan pesawat terbang yang kualifikasinya sesuai keinginan industri penerbangan.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Populer:
Lolos Uji Emisi, Mobil Esemka Siap Produksi
Konflik PSSI Memanas Lagi
Benarkah Penyu Makanan Peningkat Gairah Seks?
Microsoft Hapus Nama Metro?
5 Tempat Belanja Terbaik di Toronto
Berita terkait
Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana
9 Mei 2017
Kepala BNPB Willem Rampangile menyatakan Indonesia perlu investasi pengembangan teknologi informasi kebencanaan.
Baca SelengkapnyaGoogle Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia
6 April 2017
Google mengumumkan investasi kabel bawah laut yang menghubungkan Singapura ke Perth dan Sydney di Australia dengan cabang Jakarta.
Baca SelengkapnyaOleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco
19 Februari 2017
Sepulang dari Amerika Serikat, ITS akan menindaklanjutinya dengan melakukan kerja sama kongkrit.
Baca SelengkapnyaSilicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada
1 Februari 2017
Pengusaha Silicon Valley memfasilitasi perusahaan AS membuat
anak perusahaan dan memindahkan karyawan ke Vancouver, Kanada.
Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?
18 Januari 2017
Pemimpin IT lebih pilih komputasi hybrid untuk perusahaannya bertransformasi digital
Baca SelengkapnyaPemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud
18 Januari 2017
Permintaan akan pendekatan hybrid yang lebih terintegrasi semakin
menguat.
Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris
16 November 2016
CEO Google Sundar Pichai mengatakan Inggris adalah salah satu pasar terbesar Google.
Baca SelengkapnyaNTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut
31 Oktober 2016
NTT Communications Corporation (NTT Com), anak perusahaan solusi TIK dan komunikasi internasional NTT (NYSE:NTT) Group, meluncurkan APG.
Baca SelengkapnyaCanggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket
23 Agustus 2016
Sistem ini memudahkan pengoperasian perangkat pintar dalam kondisi sulit, seperti bencana atau perang.
Baca SelengkapnyaKabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi
30 Juni 2016
Kabel bawah laut Jepang-AS memiliki koneksi 10 juta kali lebih cepat dari kabel standar saat ini.
Baca Selengkapnya