TEMPO.CO, Washington - Ketika melihat bulan kemarin, apakah Anda menemukan sesuatu yang berbeda? Fenomena alam bulan biru atau blue moon tampak di berbagai belahan dunia kemarin malam. Bulan biru terbilang jarang terjadi dan baru akan kembali menampakkan diri pada Juli 2015.
Awalnya, fenomena bulan biru sebenarnya merupakan penampakan bulan penuh ketiga dalam sebulan. Tapi, pada 1946, definisi ini berubah. Bulan biru terjadi dalam penampakan bulan penuh yang kedua dalam sebulan. Bulan biru yang terjadi kemarin adalah penampakan bulan penuh kedua selama bulan Agustus. Bulan penuh pertama terjadi pada 1 Agustus lalu.
Siklus penampakan bulan penuh mencapai 29,5 hari. Jadi, ketika bulan penuh tampak untuk kedua kalinya dalam bentuk bulan biru, hal ini menjadi sebuah fenomena alam yang ditunggu-tunggu. Walaupun disebut blue moon, warna bulan tidak serta-merta menjadi biru. Istilah blue moon muncul karena peristiwa alam ini jarang terjadi, hanya dalam dua atau tiga tahun sekali. Orang kemudian menyebutnya blue moon, sesuai dengan idiom yang berkembang di Barat untuk menggambarkan hal ini jarang terjadi.
Di Macedonia, fenomena bulan biru tampak merah. Sementara di Athena, bulan biru justru terlihat putih kekuning-kuningan. Di Palestina, bulan biru juga terlihat biru kekuning-kuningan. Tapi, di Ekuador, bulan biru tampak putih kebiru-biruan. Di Damskus, bulan biru terlihat putih dengan beberapa bagian berwarna biru.
MSN | HERALD SUN | ANANDA W. TERESIA
Berita Lainnya:
Di Jakarta, Banyak Rumah tanpa Kamar Mandi
Manchester City Menang, Mancini Tetap Tak Puas
Tabot, Jejak Syiah dalam Tradisi Indonesia
Waldjinah Dilarikan ke Rumah Sakit
Metode Pendidikan PAUD Belum Sesuai Harapan
Cara Berkelana dengan Subway di Seoul
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya