TEMPO.CO , New York - Sabtu malam, 6 Oktober 2012 bisa menjadi malam yang romantis untuk Anda. Malam nanti, jika Anda melihat ke langit arah timur laut, akan tampak planet Jupiter yang berbarengan dengan terbitnya bulan dan bintang terang, Aldebaran.
Bulan akan terlihat di sisi kiri Jupiter. Namun, pengamatan di Australia bagian selatan akan terlihat salah satu bulan Jupiter yang tersembunyi.
Sayangnya, kita yang berada di Indonesia tak bisa melihat kesempatan ini dengan mata telanjang. Karena fenomena terlihatnya Jupiter ini terlihat pada jam 11 malam di langit New York, Amerika Serikat. Artinya, di Indonesia menunjuk waktu 10 pagi hari ini.
Planet Jupiter ini biasanya terlihat terang setelah Venus. Ia memiliki skala kecerahan astronomi -2.6. Semakin rendah angka ini maka objek akan terlihat semakin terang. Namun, Jupiter bersinar tiga kali lebih terang ketimbang Sirius, bintang dengan binar paling terang itu.
Planet terbesar dalam tata surya kita ini selalu menarik perhatian mata. Di langit, planet ini akan terlihat berwarna putih silver dan bukan berkerlip seperti bintang.
Akhir-akhir ini Jupiter dapat dilihat di konstelasi rasi Taurus, si banteng. Posisi planet terbesar ini berada diantara tanduk banteng dan tidak jauh dari bentuk V yang terdapat bintang-bintang dari gugus Hyades.
Satu bintang di formasi V yang nampak lebih terang serta menonjol jauh dari sebaran bintang adalah Aldebaran. Posisi bintang ini memang lebih dekat ke bumi pada jarak 65 tahun cahaya, setengah lebih dekat ke bumi dibanding Hyades.
Jika anda melihatnya dengan teropong, maka bulan Jupiter akan terlihat. Jum'at pagi ini di satu sisi akan terlihat Europa dan Ganymede. Sementara disisi lain akan nampak Io dan Callisto. Esoknya, Ganymede dan Io akan relatif lebih dekat satu sama lain.
Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu
3 hari lalu
Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu
Ia terbang dengan pesawat Soyuz TM-32 bersama kosmonot Rusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ahli fisika rekayasa antariksa ini membayar US$ 20 juta.
